Azlin Nz (1143210020) BKI III A Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Islam
BAB 1
A.
Pendahuluan
Dalam Bab pertama ini
akan dibahas tentang definisi Komunikasi Islam, ruang lingkup kajiannya dan
urgensi mempelajari Komunikasi Islam.
B.
Definisi Komunikasi
Islam
1.
Definisi
Komunikasi
Istilah komunikasi
berasal dari bahasa Inggris communication.
Di antara arti komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara
individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku.
Komunikasi juga diartikan sebagai cara untuk mengomunikasikan ide dengan pihak
lain, baik dengan berbincang-bincang, berpidato, maupun melakukan
korespondensi.
Dalam bahasa Arab,
komunikasi sering menggunakan istilah tawashul
dan ittishal. Kata ittishal diantaranya digunakan oleh
Awadh Al-Qarni, ketika mendefinisikan tentang komunikasi, Awadh mengatakan
bahwa komunikasi (ittishal) adalah
melakukan cara yang terbaik dan menggunakan sarana yang terbaik untuk
memindahkan informasi, makna, rasa, dan pendapat kepada pihak lain dan
memengaruhi pendapat mereka serta meyakinkan mereka dengan apa yang kita
inginkan apakah dengan menggunakan bahasa atau dengan yang lainnya.
2.
Definisi Islam
Kata Islam dalam buku
al-Ta’rifat karya al-Jurjani diartikan sebagai kerendahan dan ketundukan
terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Abdul Karim Zaidan dalam Ushul al-Dakwah memaparkan banyak sekali
definisi tentang Islam. Di antara definisi Islam menurut Beliau :
1). Islam adalah
bersyahadat bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa ramadhan, dan menunaikan ibadah
haji, sebagaimana yang terdapat dalam Hadis Jibril.
2). Definisi kedua,
Islam adalah kerendahan, penyerahan diri, dan ketundukan kepada Allah Robbul
Alamin.
3). Definisi ketiga,
Islam adalah sistem umum dan peraturan lengkap tentang urusan kehidupan, serta
panduan meniti kehidupan dan segala konsekuensi dari penerimaan atau penolakan
terhadap ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT.
4). Definisi keempat,
Islam adalah kumpulan seluruh nilai yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia, baik hukum akidah, akhlak, ibadah,
muamalat, serta berita-berita yang disebutkan dalam Al-qur’an dan As-sunnah.
5). Definisi kelima,
Islam adalah jawaban yang benar dan tepat untuk menjawab tiga pertanyaan
prinsip yang selalu menyibukkan akal manusia dan selalu muncul dalam pikiran mereka
sepanjang masa: darimana kita berasal, untuk apa kita hadir di muka bumi ini,
dan kemana tempat kembali?
6). Definisi keenam,
Islam adalah roh yang sebenarnya bagi manusia, cahaya dalam meniti jalan, obat
segala penyakit, dan jalan yang lurus yang akan memberikan keselamatan bagi
penggunanya.
Islam menurut bahasa
secara umum artinya adalah tunduk, menyerahkan diri kepada Allah, damai, serta
selamat.
3. Makna Komunikasi
Islam
Berdasarkan informasi
dari Al-qur’an dan As-sunnah ditemukan bahwa komunikasi Islam adalah komunikasi
yang berupaya untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan Sang
Pencipta, serta dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan, dan
keselamatan buat diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan perintah Allah
dan Rasul-Nya.
Tindakan apapun dalam
komunikasi yang membuat hati seseorang menjadi rusak atau hati orang menjadi
sakit atau luka bertentangan dengan roh komunikasi dalam Islam.
C.
Ruang Lingkup
Kajian Komunikasi Islam
Objek kajian ilmu
komunikasi Islam terdiri dari tiga paket kajian yang tidak bisa dipisahkan
antara satu dengan lainnya. Tiga paket kajian itu adalah komunikasi manusia
dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi manusia
dengan yang lainnya. Tiga bentuk komunikasi ini merupakan warisan dari ajaran
agama secara universal.
D.
Manfaat
Mempelajari Ilmu Komunikasi Islam
Karena pentingnya
komunikasi tersebut, Islam yang mengusung prinsip “kafah” atau komprehensif
dalam ajarannya tidak membiarkan umat yang meyakininya berkomunikasi tanpa
panduan.
Kehadiran ilmu
komunikasi Islam bertujuan untuk membimbing kaum Muslimin secara umum agar
mampu membangun komunikasi kepada Pencipta mereka, dengan diri sendiri, serta
dengan sesama berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dengan panduan agama, maka
komunikasi akan berjalan sesuai dengan alur yang ditentukan oleh Allah.
BAB 2
A.
Pendahuluan
Selain Al-quran dan
As-sunnah dengan ilmu-ilmu pendukung untuk memahaminya, kitab-kitab para ulama
baik yang lama maupun kontemporer juga banyak yang bisa menjadi bahan baku yang
bisa diolah untuk membangun ilmu komunikasi Islam.
B.
Sumber-Sumber
Komunikasi Islam
1.
Al-quran
Definisi Al-quran
Al-qur’an di tinjau dari segi etimologis
merupakan bentuk masdar dari kata qara’a-yaaqra’u-qiraatan-wa qur’anan. Kata
qara’a berarti menghimpun dan menyatukan. Jadi menurut bahasa Al-qur’an adalah
himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat
ini menjadi surah, himpunan surah menjadi mushaf Al-qur’an. Jadi definisi
Al-qur’an adalah sebagai mukjizat, tidak ada kata dan bacaan yang mampu
menandinginya. Menjadikan Al-qur’am sebagai sumber ilmu komunikasi islam akan
membuat teori-teori ilmu ini semakin kukuh.
Fungsi Al-Qur’an
1. Al-qur’an Sebagai Huda (petunjuk)
Karena rentang
waktu kehidupan yang cukup lama, maka dia yang Maha Tahu, Maha Bijak, dan Maha
Kasih menurunkan Al-qur’an sebagai petunjuk dan pemandu. Agar petunjuk
itu mudah dilaksanakan, maka Allah mengutus Rasulullah SAW untuk
mencontohkannya.
Alqur’an
seolah-olah GPS yang berfungsi memandu manusia dalam perjalanan mengarungi
kehidupan agar sampai tujuan dengan selamat. Di antara aktivitas yang sangat
memerlukan panduan Al-qur’an adalah komunikasi, karena setiap manusia sangat
tergantung kepadanya dalam menjalani kehidupan ini, bahkan seblum mereka lahir
di muka bumi. Setelah manusia lahir di dunia, mereka bukanlah satu-satunya yang
hidup di bumi, tetapi banyak orang lain yang sudah lebih dahulu ada di dunia
yang juga berasal dari keluarga besar mereka.
2. Al-qur’an Sebagai Furqan
Selain sebagai
petunjuk Al-qur’an juga memiliki sifat Al-furqan (pembeda). Al-qur’an
dengan sifatnya sebagai Al-furqan (pembeda), memang di turunkan untuk
mempertegas ha-hal yang tidak di sepakati leh manusia, yaitu penentuan mana
yang baik dan mana yang buruk. Ke khasan islam secara umum tersebut juga
termanifestasi dalam ajaran-ajaran yang bersifat khusus seperti ilmu komunikasi.
Di antara kekhasan islam dalam ilmu komunikasi adalah bagian daripada ibadah
kepada Allah, bukan sekedar untuk kepuasan diri dan menyenangkan orang lain.
Maksud dari menjalankan agama yang lurus adalah jauh dari syirik dan jauh dari
kesesatan.
3. Al-qur’an sebagai syifa
Syifa artinya
obat. Sakit biasanya di sebabkan oleh bertemunya dua faktor pada diri seseorang:
faktor melemahnya kondisi tubuh dan adanya faktor pemicu dari luar diri,
seperti berubahnya kondisi alam dan menularnya wabah penyakit. Rasulullah SAW
menjamin bahwa Allah tidak menurunkan satu pun penyakit di muka bumi ini
kecuali menurunkan juga obatnya. Salah satu obat yang Allah persiapkan untuk
manusia adalah Al-qur’an.
Di antara
faktor luar yang membuat manusia sakit adalah faktor komunikasi. Komunikasi
yang tidak baik bisa melukai hati, menyebabkan permusuhan bhkan pertumpahan
darah. Adapun perkataan yang indah bisa membuat suasana damai, mengobati hati
yang luka, dan menjadi penyebab terjalinnya susana kekerabatan dan persaudaraan
yang kukuh.
4. Al-qur’an sebagai rahmat
Di antara
bentuk kasih sayang Allah yang paling besar kepada manusia adalah di
turunkannya Al-qur’an. Kata rahmah, marhamah, dan rahum mengandung beberapa
pengertian, di antaranya di pakai untuk makna kelembutan, empati, memberi maaf,
penyayang, kenabian, rezeki, dan lokasi yang subur. Adapun makna etimologi
rahmatan lil’alamin artinya memiliki empati dan sikap yang baik terhadap
seluruh makhluk di alam semesta. Komunikasi yang mampu menghubungkan apa yang
kita maksud dengan apa yang di tangkap oleh orang lainadalah rahmat besar dari
Allah terhadap manusia.
2. As-sunnah
Selain
Al-qur’an, kita juga di anugrahi panduan teknis bagaimana melaksanakan panduan umum
yang terdapat dalam Al-qur’an. Panduan teknis itulah yang di sebut dengan
as-sunnah. Makna pertama adalah makna umum yang mencakup segala bentuk jalan
kehidupan, cara, yang baik ataupun buruk. Dalam terminologi muhadditsin
As-sunnah sebaagai berikut “sesuatu yang di dapat dari Nabi SAW baik berupa
perkataan, persetujuan, dan sifat jasmaniatau perilaku, serta sirah beliau
sebelum atau sesudah di utus.
Fungsi Sunnah
Fungsi sunnah
adalah sebagai tafsir bagi Al-qur’an, mengungkap rahasia yang di kandungnya,
dan menjelaskan kehendak Allah dalam perintah-perintahnya atau
larangan-larangannya. Sunnah berdasarkan definisi terminologi dan fungsi
sebagai pemandu teknis dan peretas jalan. Rasulullah adalah peretas jalan dan
pemandu bagaimana menerapkan nilai-nilai Al-qur’an dalam kehidupan nyata. Dalam
konteks komunikasi, rasulullah adalah peretas jalan dan pemandu yang menjadi
contoh orang setelahnya untuk menerapkan niali-nilai Al-qur’an dalam kehidupan
sehari-hari.
Komunikasi yang
di bangun oleh Nabi dengan keluarganya, teman dekat, dan dengan seluruh manusia
adalah bahan baku yang sangat kaya untuk dikembangkan menjadi kajian ilmu
komunikasi dalam islam. Dalam penegasan Al-qur’an dan hadist seperti di atas,
maka menjadikan Al-qur’an dan Sunnah sebagai ilmu komunikasi islam bagi kaum
muslimin adalah sebuah keharusan. Untuk memahami makna dan kualitas hadist kita
juga harus merujuk kepada para pakar di bidang hadist diantara kitab yang
paling sering di jadikan dalam bidang hadist yaitu: Shahih Al-Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Al-Masa’i, Sunan Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah.
3. Kitab-kitab para ulama
Selain
Al-qur’an dan hadist, ilmu pengetahuan islam secara umum dan ilmu tentang
akhlak dan adab secara khusus sangat kaya dengan bahanyang bisa di kembangkan
untuk memperkaya bangunan ilmu komunikasi islam. Di antara kitab-kitab yang
sangat bermanfaat untuk di jadikan sumber dan referensi adalah: Kitab Ihya
Ulumuddin, Minhaj Al-Qashidin, Riyadhus Shalihin, Kitab Afat Al-Lisan Fi Dhau
Al-Qur’an Wa As-Sunnah Karya Said Bin Ali Bin Waft Al-Qahthani, Adab Al-Lisan
Karya Abu Anas Majid Al-Nabkani.
Kitab-kitab
yang penulis di tampilkan di atas adalah sedikit dari sekian banyak kitab yang
membahas tentang bahan dasar ilmu komunikasi islam, meskipun sebagian besarnya
masih belum fokus kepada komunikasi.
4. Ilmu Komunikasi
ilmu komunikasi pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan pengertian ilmu
secara umum. Yang membedakannya adalah pada objek kajiannya, dimana perhatian
dan telaah di fokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antarmanusia. Ilmu
komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari
sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yanag dapat di
uji dan di generalisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan
dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Pengertian di
atas memberikan tiga pokok pikiran utama:
1. Objek pengamatan yang jadi fokus perhatian
dalam komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda
dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.
2. Ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena
sosial yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda
dan lambang.
3. Ilmu komunikasi bersifat ilmiah empiris dalam
arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus
berlaku umum.
Secara umum
ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang di peroleh
melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan pengaruhnya yang dapat di
lakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat di uji dan
generalisasikan.
Ilmu komunikasi dengan
karakteristiknya seperti di atas sangat bermanfaat dalam membangun ilmu
komunikasi islam. Banyak hal yang bermanfaat yang telah di sumbangkan oleh ilmu
komunikasi terutama dalam kajian empiriknya. Karena pertimbangan itu lah, dalam
membangun ilmu komunikasi islam kita sangat memerlukan ilmu komunikasi umum.
BAB 3
Beberapa Konsep
Dasar Komunikasi Islam
A. Konsep dasar
Berikut ini
beberapa pandangan umum tentang komunikasi islam:
1. Komunikasi Ada Sejak Manusia Ada
Usia komunikasi berbanding lurus dengan usia
manusia. Berdasarkan informasi yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadist, di
ketahui bahwa Adam adalah manusia pertama yang di ciptakan Allah di muka bumi
ini. Perangkat itu adalah lidah dan segala pendukungnya, pendengaran,
penglihatan, dan hati. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa yang di
maksud dengan “memulai penciptaan manusia dari tanah”
Setelah perangkat komunikasi berupa lisan,
pendengaran, penglihatan, dan fu’ad (hati) semuanya sudah siap dan berfungsi,
maka allah SWT mulai berkomunikasi dengan Adam. Komunikasi pertama Allah
mengajarkan kepada seluruh asma’(kosa kata). Lalu setelah itu, Adam
memerintahkan oleh Allah untuk mengajarkan kepada para malaikat kosakata yang
telah di ajarkan kepadanya. Menurut pendapat ulama katsir bahwa yang di maksud
dengan Asma’kullaha adalah pengenalan satu per satu objek yang ada di muka bumi
seperti nama anak-anak, nama binatang seperti keledai, unta, dan kuda, langit,
bumi, dataran, lautan, bejana, panci sampai tempat untuk menyimpan alat-alat
kecantikan.
Alqur’an
menceritakan kepada pembacanya tentang bisikan iblis kepada Adam dan Hawa.
Dengan tipu dayanya, iblis mampu masuk ke dalam fikiran Adam dan Hawa lewat
pintu keabadian. Iblis lalu mengatakan kepada Adam dan Hawa bahwa larangan
Allah mendekati pohon “al-khuld” itu maksudnya adalah agar Adam dan Hawa
tidak abadi di surga.
2. Komunikasi Terkait Dengan Pandangan Islam
Terhadap Manusia
Dalam pandangan
islam, manusia adalah makhluk Allah, sebagai diri sendiri, sebagai makhluk yang
hidup dengan sesama, dan sebagai makhluk yang hidup di alam semesta.
a. Sebagai makhluk hidup Allah, manusia memiliki
ketergantungan dengan penciptaanya, harus mengabdi dan melaksanakan segala
perintahnya. Dengan adanya saluran komunikasi dengan pencipta ini manusia bisa
meminta, mengadu, dan menyalurkan segala rasa dan keinginan.
b. Sebagai diri (nafs), makhluk adalah yang
memiliki dua dimensi, baik dan jahat, dan mereka bergulat dengan kekuatan ini.
Dalam pergulatannya itu, kadang-kadang dimenangkan oleh bisikan jahat. Dalam
menjalani kehidupannya, manusia banyak sekali menghabiskan waktu untuk
berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
c. Sebagai makhluk sosial manusia tidak mungkin
hidup menyendiri dan memisahkan dari komunitasnya. Aspek inilah yang menjadi
bidang garap terluas ilmu komunikasi secara umum.
d. Manusia tidak bisa mngelak untuk berinteraksi
dengan makhluk selain manusia yang ada di muka bumi. Dalam pandangan islam,
seluruh makhluk hidup itu memiliki kesamaan, yaitu sebagai makhluk Allah yang
diciptakan dengan sistem yang sama dengan manusia, dan mendapatkan perhatian
sama dengan manusia.
3. Komunikasi Adalah Kebutuhan Dasar Manusia
Dalam bukunya Motivation
and personality , Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki 5 kebutuhan yang
berjenjang. Lima jenjang kebutuhan pokok manusia menurut beliau sebagai
berikut:
a.
Kebutuhan
mempertahankan hidup (physiological needs)
b.
Kebutuhan rasa
aman (safety needs)
c.
Kebutuhan
sosial (social needs)
d.
Kebutuhan akan
penghargaan/prestise (estem needs)
e.
Kebutuhan
mempertinggi kapasitas kerja (self actualization)
Dharuriyat adalah hal-hal yang mendasar yang
harus ada pada setiap manusia yang membuat hidup ini bisa berlangsung, baik
menyangkut kemaslahatan dunia ataupun agama. Apabila salah satu unsur
dharuriyyat hilang, maka sistem kehidupan ini akan rusak, kehidupan tidak
berlangsung dengan baik, dan kekacauan serta kerusakan akan meluas. Hal-hal
yang masuk kategori dharuriyyat ada lima, yaitu: kebutuhan akan hidup beragama,
kebutuhan untuk menjaga diri, kebutuhan utnuk menjaga keturunan, kebutuhan
utnuk menjaga akal, dan kebutuhan menjaga terhadap harta.
Hajiyyat adalah kebutuhan manusia agar hidup
lebih mudah, lebih lapang dada, sesuai dengan kebutuhan standar, tidak membuat
seseorang menjadi susah tetapi tidak termasuk kategori mewah. Adapun tahsiniyat
atau takmili adalah kebutuhan yang terkait dengan kenyamanan seperti makan
dengan kualitas yang baik, minuman yang lezat, tinggal di perumahan yang mewah,
kamar yang luas, ruang yang lega, dan semisalnya.
4. Komunikasi
Adalah Wujud Dari Kasih Sayang Allah Terhadap Manusia
Seluruh bentuk kebaikan dan segala hal yang
bermanfaat untuk manusia di dunia ini ataupun nanti di akhirat masuk dalam
kategori rahmat. Rahmat adalah lawan kata dari mudarat dengan segala jenis
bentuknya dan merupakan salah satu sifat Allah yang paling menonjol. Di antara
bentuk rahmat dan wujud kasih sayang Allah kepada seluruh manusia adalah
kemampuan berkomunikasi dengan sesama dengan berbagai macam bahasa, dengan
komunikasi manusia mampu menjalin kasih.
Allah menyebut komunikasi dengan istilah
“bayan” yang artinya kemampuan menyampaikan sesuatu dengan jelas. Mungkin kita
sulit untuk membayangkan bahwa komunikasi adalah rahmat yang besar dari allah,
tapi saat kita sedang sariawan, apalagi melihat orang yang menderita penyakit
yang lebih berat, seperti stroke, tidak bisa mengucapkan kata-kata yang di
inginkan. Sadar bahwa komunikasi adalah rahmat seharusnya menuntun kita untuk
memanfaatkan nikmat yang disediakan oleh allah ini untuk hal-hal yang di sukai
oleh-Nya bukan untuk membuat-Nya murka.
Tobat adalah salah satu bentuk komunikasi yang
khas dalam komunikasi islam, yaitu komunikasi antara makhluk dengan khaliknya.
Manusia sangat membutuhkan komunikasi ini. Di saat manusia melakukan kesalahan,
hatinya akan gelisah dan tidak akan merasakan ketenangan hidup. Agar perasaan
bersalah itu hilang, maka allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk
bertobat.
5. Komunikasi
Bertujuan Untuk Saling Mengenal Antarmanusia Buat Mewujudkan Semangat Takwa
Manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai
macam latar belakang, baik bahasa, suku, bangsa, dan agama. Maksud dari
keragaman itu adalah manusia saling ta’aruf atau salng mngenal. Menurut ajaran
islam, ta’aruf tidak sekedar untuk menghubungkan antar manusia, baik yang
memiliki hubungan nasab atau tidak, tetapi juga bertujuan untuk menebarkan
nilai positif kepada setiap orang yang berkenalan dengan kita.
Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama
terwujud dalam berbagai aktivitas. Di antara yang sangat di anjurkan oleh islam
adalah menggencarkan silaturahmi. Berdasarkan prinsip ini, maka menjadi
kewajiban media islam baik cetak maupun elektronik untuk memproduksi siaran
atau berita yang menggesa pemirsa atau pembacanya untuk mencintai nilai-nilai
ketakwaan.
6. Komunikasi bertujuan untuk menebar semangat
silm (kedamaian dan kenyamanan)
Di antara bukti menyatunya prinsip slim dalam
komunikasi adalah celaan Allah SWT terhadap setiap orang yang suka mengumpat
atau mencela baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan. Meskipun para ulam
Tafsir berbeda dalam menafsirkan kata humazah dan lumazah, tetapi secara umum,
makna kedua ini adalah menghina dan merendahkan orang lain dengan kata ataupun perbuatan.
Semangat silm inilah yang bisa mengantarkan
islam mampu merealisasikan cita-citanya untuk menjadi rahmatan lil alamin.
Adapun saling merendahkan, memfitnah orang, melakukan adu domba serta berbagai
perbuatan negatif lainnya tidak sejalan dengan semangat dasar komunikasi islam.
7. Komunikasi adalah paket
Dalam ajaran islam, pesan yang di ucapkan oleh
lisan atau yang di goreskan oleh pena atau yang di isyaratkan oleh anggota
tubuh merupakan terjemahan dari keinginan hati. Lisan atau goresan pena atau
gerak tubuh adalah juru bicara dari hati. Hati yang berkehendak diungkapkan
oleh lisan dan dilakukan oleh anggota tubuh. Karena sumber pesan adalah hati
dan hati merupakan sumber kehendak, maka pesan yang di keluarkan oleh lisan
atau tulisan adalah terjemahan dari kehendak hati. Hati yang baik akan
memproduksi pesan-pesan yang indah dan menyejukkan, sedangkan hati yang busuk
akan menebarkan aroma tidak sedap kepada orang yang menerimanya ataupun orang
lain yang terkait dengannya.
8. Komunikasi Memiliki Efek Dunia Akhirat
Komunikasi antar mamnusia merupakan aktivitas
menyampaikan dan menerima pesan dari orang lain. Di samping itu, komunikasi
juga bertujuan untuk saling mengenal, mengetahui, berhubungan, bermain, saling
membantu, berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah,
meyakinkan, menghibur menciptakan rasa persatuan. Karena muara komunikasi semua
tujuan komunikasi adalah pertukaran pesan dan saling memengaruhi, maka
membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang sehat adalah
bagian yang tidak terpisahkan dari islam. Karena besarnya pengaruh komunikasi
di atas, maka kita perlu berfikir sebelum berkomunikasi, apakah membawa dampak
positif atau negatif terhadap diri kita dan orang lain.
BAB 4
Istilah-istilah komunikasi dalam Al-qur’an dan
Hadist
A. Jenis Pesan
Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang
di sampaikan oleh komunikator. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan
di artikan sebagai amanat yang di sampaikan lewat orang lain, perintah atau
nasihat yang tidak langsung atau melalui perantara. Berdasarkan definisi di
atas, maka pesan terbagi menjadu 2: pesan verbal, dan pesan nonverbal. Simbol
bahasa verbal adalah kata, baik yang terucap maupun yang tertulis. Pesan non
verbal adalah pesan nonlinguistik yang di isyaratkan oleh anggota tubuh untuk
menunjukkan sikap dan penampilan.
1.
Pesan Verbal
Untuk pesan verbal paling sedikit ada tiga
istilah dalam Al-qur’an. Tiga istilah itu lafadz, qaul, dan kalimat
a. Lafadz
Lafadz adalah, kalimat bunyi yang kita
keluarkan dari mulut ibaratkan bunyi atau simbol yang kita lemparkan dari mulut
kita. Bunyi yang terlempar keluar dan bisa di pahami melahirkan kata. Karena
itu ayat di atas menyebutkan bahwa lafadz yang berbentuk “qaul” atau kata
yang keluar dari lisan manusia yang bisa di pahami adalah objek yang akan
menjadi catatan para malaikat. Lafadz juga di pahami sebagai pesan paling
sederhana yang keluar dari lisan seseorang yang dapat dipahami maknanya.
b. Qaul
Dalam bahasa indonesia “qaul” di artikan kata.
Kata “qaul” di sebutkan 1.722 kali dalam Al-qur’an, 529 kali dalam bentuk qola,
92 kali dalam bentuk qaulun, 332 kali dalam bentuk “qul”, 13 kali dalam bentuk
qulu, 49 kali dalam bentuk qila, 52 kali dalam bentuk al-qaul, 12 kali dalam
bentuk qauluhum dan bentuk-bentuk lainnya. Selain mengandung makna, qaul adalah
ucapan yang di ucapkan oleh pembicara karena keinginan darinya.
Qaul yang di maksud di sini adalah kata yang
mengandung makna dan keluar dari lisan atas dasar kesengajaan dan kesadaran
penuh dari orang yang mengucapkan. Qaul adalah jenis pesan verbal yang sama
dengan lafadz atau lebih lengkap dan luas penggunaannya dibandingkan lafadz.
Dengan kata lain, lafadz adalah bagian dari qaul.
1) Qaul dalam Al-qur’an
Dalam Al-qur’an di temukan cukup banyak ayat
yang menggunakan istilah qaul. Secara umum, qaul yang terdapat dalam Al-qur’an
bermakna kalimat dan digandeng dengan sifat tertentu.
Berikut ini beberapa qaul yang di sebutkan
dalam Al-qur’an:
a. Qaulan Ma’rufan
Ma’ruf adalah
kebaikan dunia akhirat. Yang di maksud dengan qaulan ma’rufan adalah
mengucapkan bahasa sindiran yang tidak menyakiti perempuan yang masih dalam
suasana duka bahwa dia akan meminang perempuan itu setelah selesai masa
iddahnya. Berkata ma’ruf di sini artinya mengatakan kepada mereka perkataan
bijak agar mereka mengerti kenapa harta itu tidak di serahkan langsung kepada
mereka tanpa menyinggung perasaan mereka.
b.
Qaulan Kariman
Qaulan kariman
secara bahasa berarti perkataan yang mulia dan berharga. Al-Alusi mengatakan
bahwa qaulan kariman adalah perkataan yang indah dan tidak bengis. Seperti
bagaimana memanggil ibu dan bapak dengan panggilan yang paling mereka sukai.
Intinya, qaulan kariman adalah ungkapan yang indah dan penuh dengan adab
sehingga orang yang di ajak bicara merasa bahagia, di hormati, dan di mulyakan.
Dengan qaulan kariman orang yang berbicara juga menjadi mulia dan berharga,
tidak hina dan murahan.
c.
Qaulan Maysuran
Menurut bahasa qaulan maysuran artinya adalah
perkataan yang mudah. Maysur adalah isim maf’ul dari yusr yang artinya
mudah. Jika kita kita mampu memberikan sesuatu kepada kaum kerabat, maka
ucapkan perkataan yang mudah, mujahid, ikrimah, dan beberapa ulama tafsir
lainnya mengatakan qaulan maysuran artinya menjanjikan bantuan kepada mereka.
Saya memahami nahwa qaulan maysuran artinya perkataan yang menyenangkan,
memberikan harapan kepada orang dan tidak menutup peluang mereka untuk
mendapatkan kebaikan dari mereka.
d.
Qaulan Balighan
Ungkapan qaulan balighan secara bahasa berarti
perkataan yang sampai kepada maksud, berpengaruh dan berbekas pada jiwa. Ayat
ini terkait dengan orang-orang munafik yang telah banyak berkreasi dalam
melakukan kejahatan. Ciri utama mereka adalah banyak dusta, suka ingkar janji,
tidak amanah dalam menjalankan tugas, sholatnya malas-malasan, lain di lidah
lain di hati. Orang yang seperti ini punya cara tersendiri untuk berkomunikasi
dengan mereka.
Jika kata-kata yang di pilih merasuk ke dalam
sanubari mereka di tambah dengan cara yang lemah lembut dan tidak menegur
mereka di depan publik, perpaduan dua metode itu sangat membantu komunikator
untuk mengubah cara pandang dan sikap komunikasi.
e.
Qaulan Layyinan
Ungkapan qaulan layyinan secara bahasa berarti
ungkapan yang lemah lembut. Berdasarkan pendapat para ulama adalah qaulan
layyinan komunikasi dengan orang lain dengan cara yang lunak, tidak memvonis,
mengingatkan tentang sesuatu yang di sepakati seperti kematian, dan
memanggilnya dengan panggilan yang dia sukai. Qaulan layyinan akan membuat hati
yang keras bisa tadzakkur.
Qaulan layyinan berdasarkan data di atas
merupakan strategi menaklukan hati yang keras dengan perkataan yang lemah
lembut.
f.
Qaulan Sadidan
Ungkapan qaulan sadidan menurut bahasa berarti
perkataan yang benar. Qaulan sadidan adalah menuntun orang yang sedang menanti
ajal untuk bertobat, mengucapkan kalimat syahadat, berbaik sangka pada Allah,
menuntunnya untuk tidak berwasiat lebih dari sepertiga hartanya. Kata qaulan
sadidan secara umum bermakna perkataan yang tepat dengan kondisi yang ada,
seperti menembakkan anak panah ke sasaran yang di tuju. Menceritakan atau
mengabarkan penyakit yang di derita oleh seorang pasien di rumah sakit, bahkan
menceritakan kepadanya tentang penyakit yang dia derita, meskipun pernyataan
itu benar tetapi dalam kondisi seperti itu tidak “sadidan”(tidak tepat).
g.
Qaulan tsaqilan
Ungkapan qaulan tsaqilan secara bahasa berarti
perkataan yang berat. Secara umum qaulan tsaqilan adalah Al-qur’an, karena di
dalamnya terkandung tugas-tugas berat bagi orang yang mukallaf (mendapatkan
tugas). Qaulan tsaqilan dalam konteks komunikasi adalah kata-kata yang berbobot
dan penuh makna, memiliki nilai yang mendalam, memerlukan perenungan untuk
memahaminya, dan bertahan lama.
h.
Qaulan Adziman
Secara bahasa qaulan adziman artinya perkataan
yang besar. Kata-kata yang besar maksudnya di sini besar kekejiannya, besar
kelancangannya, besar kedustaannya, dan jauh keluarnya dari hal yang
sebenarnya. Dalam komunikasi, mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasar dan
membuat rusak keyakinan seseorang atau bahkan masyarakat adalah termasuk
perkataan yang besar. Qaulan adziman menimbulkan dampak kerusakan yang besar
buat orang yang mengucapkannya dan bagi orang yang menerima dan mengonsumsinya.
i.
Ahsanu Qaulan
Ungkapan ahsanu qaulan secara bahasa berarti
perkataan yang paling baik. Perkataan itu adalah seruan untuk beriman kepada Allah,
beramal shaleh, dan menyatakan diri sebagai seorang yang tunduk dengan aturan Allah
SWT. dan kata-kata yang paling berbobot menurut Al-qur’an adalah kata untuk
mengajak orang mengesakan Allah dan memotivasi orang untuk beramal shaleh.
Orang yang terbiasa mengucapkan kata-kata
terbaik dan mendengarkan kata-kata terbaik berpotensi menjadi manusia yang
berkualitas baik. Sebaliknya, orang-orang yang setiap saatnya mengeluarkan
kata-kata yang buruk dan mendengarkan kata-kata yang buruk dan berpotensi
melakukan hal-hal yang buruk. Sembilan sifat yang di gandeng oleh Allah dengan
qaul, yaitu, ma’rufan, kariman, maysuran, balighan, layyinan, sadidan,
tsaqilan, adziman, dan ahsan mengisyaratkan bahwa pesan yang di ungkapkan lewat
simbol kata memiliki kekuatan dahsyat pada diri komunikasi dan memiliki efek
psikologis bagi mereka.
B. Kalimat
Kalimat dalam bahasa arab adalah senyawa dari
dua unsur, yaitu lafadz dan ifadah. Lafadz sudah di sebutkan maknanya dalam
kajian sebelumnya, sedangkan ifadah artinya mengandung makna, jadi kalimat
adalh susunan lafadz yang mengandung makna yang sempurna. Kalimat lebih luas
cangkupannya daripada qaul. Qaul adalah lafadz yang keluar dari lisan, baik di
tulis, di baca, di dengar atau di ucapkan. Kalam atau kalimat juga harus mengandung
makna yang sempurna, sedangkan qaul tidak harus sempurna.
Kalimat dalam
Al-qur’an
Kata”kalimat” dalam Alqur’an tidak berdiri
sendiri, tetapi di gandeng dengan kata yang lain. Setidaknya ada tujuh tempat
yang menyebutkan kata “kalimat” yang sudah di sandingkan dengan kata lainnya.
a.
Kalimatullah
Kalimatullah artinya adalah kalimat Allah.
Istilah ini di temukan dalam Al-qur’an surah At-taubah (9) ayat 40. Yang
dimaksud dengan kalimatullah adalah agama Allah, hukum Allah, syariat Allah,
dan segala hal yang bersumber dari Allah baik perintah maupun larangan.
Al-qur’an menyatakan bahwa kalimatullah itu tinggi dan Ibnu Abbas mengatakan
bahwa kalimatullah artinya kalimat tauhid, la ilaha illAllah. Ketinggian dari
Kalimatullah terletak pada sidq dan adilnya. Sidq artinya kebenaran yang tidak
memerlukan penambahan ataupun pengurangan. Di antara ciri kalimat yang
berkualitas tinggi adalah tidak bisa di bantah kebenarannya (sidq) dan tidak
pandang bulu dalam menyampaikan kebenaran (adlan).
b. Kalimat alladzina kafaru
Makna kalimat alladzina kafaru adalah kalimat
orang yang mengingkari kebenaran. Ibnu abbas mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan alladzina kafaru adalah syirik dan segala sesuatu yang bertentangan
dengan kalimatullah. Jika ada kalimat atau kata-kata hikmah yang berkualitas
yang bersumber dari orang-orang yang tidak beriman, maka islam secara objektif
mengakui bahwa kata-kata hikmah itu adalah mutiara mukmin yang hilang.
c. Kalimatun sawa’
Kalimatun sawa’secara bahasa artinya adalah
kalimat yang sama. Imam Thabrani mengatakan bahwa kalimatun sawa’adalah kalimat
yang adil. Kalimat yang adil artinya adalah kalimat yang berdiri di tengah dan
di sepakati oleh kalangan intelektual yang objektif dari hasil penelitian yang
akurat tentang sesuatu. Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita sangat
memerlukan isu sentral yang merupakan titik temu dari semua pihak. Di antara
contoh kalimatun sawa’adalah tentang keesaan sang pencipta dan larangan
menyekutukan Allah dengan sesuatu. Kalimatun sawa’ adalah upaya untuk mencari
titik temu sebanyak-banyaknya, karena persamaan jauh lebih banyak dari
perbedaan.
d. Kalimat al-kufr
Secara bahasa, kalimat al-kufr artinya yang
mengandung makna pengingkaran terhadap kebenaran, atau mengandung unsur
pelecehan terhadap nilai-nilai kebenaran dan orang-orang yang membawa nilai
kebenaran. Kalimat berbeda dengan kalimatulladzina kafaru, karena kalimat
al-kufr mungkin saja di ucapkan oleh orang yang mengaku bahwa dirinya beriman
dan tidak mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi
mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung pengingkaran. Di antara contoh
kalimat al-kufr juga adalah penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dengan
mengatakan bahwa beliau itu orang yang hina, padahal beliau di mulyakan oleh Allah
SWT.
e. Kalimat at-taqwa
Menurut bahasa kalimat taqwa artinya kalimat
yang berfungsi melindungi. Kalimat ini berfungsi untuk melindungi orang yang
mengucapkannya dari perbuatan syirik. Kalimat ini juga berfungsi untuk
melindungi orang dari kehidupan hina di dunia dan azab di akhirat. Jadi, fungsi
kalimat taqwa adalah melindungi orang dari hal-hal yang membahayakan dirinya.
Kalimat yang paling baik untuk untuk menyelamatkan diri manusia adalah la ilaha
illAllah, dan kalimat yang membahayakan seseorang adalah syirik. Selain itu
seluruh kalimat yang tidak baik akan merendahkan martabat orang tersebut.
f. Kalimat al-thayyibah
Secara bahasa kalimat thayyibah berasal dari
kata thaba yang artinya enak, bersih, dan tumbuh. Kalimat ini berfungsi untuk
memotivasi orang melakukan kebaikan dan mencegah mereka melakukan kerusakan.
Kalimat yang baik ini secara substansi memiliki kekuatan, sulit untuk di bantah
dan dipatahkan, akarnya menghunjam ke dalam hati. Orang yang mendengarkannya
akan merasakan buahnya. Selain kukuh dan menghunjam kedalam jiwa, kalimat
thayyibah juga enak di dengar, tidak kotor, produktif dan menumbuhkan semangat
orang yang mendengarkannya untuk melakukan apa yang dia dengar atau baca.
g. Kalimat al-habitsah
Secara bahasa kalimat al-habitsah artinya
kalimat yang buruk, jelek, hina, rusak, dan rendah. Termasuk dalam kalimat yang
buruk ialah kalimat kufur, syirik, segala perkataan yang tidak benar dan
perbuatan yang tidak baik. Kalimat ini secara substansi tidak kuat, gampang
tercerabut dari keyakinan. Orang yang dalam hidupnya banyak menerima
kalimat-kalimat yang buruk tidak punya prinsip hidup yang kukuh dan gampang
terombang ambing.
2.
Pesan Nonverbal
Selain membahas tentang bahasa atau pesan
verbal, Al-qur’an juga kaya dengan informasi tentang bahasa nonverbal. Di
antara yang di bahas oleh Al-qur’an adalah makna isyarat mata, wajah, tangan,
kaki, gerakan tubuh, bibir, kepala, dan seterusnya. Bahkan bisa di katakan
bahwa isyarat tentang pesan nonverbal dalam Al-qur’an meliputi isyarat dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Buku ini telah membahas secara mendetail pesan
nonverbal dalam Al-qur’an.
C. Kekuatan pesan
Pesan yang di kirim oleh seseorang memiliki
pengaruh yang berbeda antara satu dengan yang lain, baik di pengaruh positif
maupun negatif. Ada pesan yang memiliki kekuatan yang berdampak luas, dan ada
pesan yang biasa saja, tidak pendengar atau pembacanya seperti angin lalu saja.
Di antara jenis pesan dalam Al qu’ran yang memiliki pengaruh luas adalah pesan
yang di sebut dengan istilah naba’, apakah berita itu benar atau salah. Adapu
pesan yang mengandung pengaruh biasa saja, mengandung kemungkinan benar atau
dusta, salah atau benar, yang kedua- duanya memungkinkan di sebut dengan
khabar.
1.
Naba’
a. Kata Naba’dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an di temukan beberapa ayat yang
menggunakan kata naba’. Di antaranya terdapat surah an Naba’ (79) ayat 2.
Al-naba’ dalam ayat ini menggunakan alif lam ma’rifah (alif lam yang berfungsi
mendefinisikan suatu kata) dan di beri kata sifat al-adzim. Al-naba’dalam ayat
ini artinya adalah berita, tetapi bukan sekedar berita, ia adalah berita besar.
Orang yang menyimak ayat demi ayat berikutnya akan mengetahui bahkan merasakan
bahwa berita yang di sebut dalam surah ini adalah berita besar, yaitu tentang
hari kiamat.
Kalau isu seperti itu saja menghebohkan
...seharusnya berita tentang kiamat bersumber dari yang menciptakan alam dan
yang akan membuatnya hancur luluh seharusnya membuat orang sibuk untuk
mempersiapkan diri melakukan hal-hal yang seharusnya di persiapkan. Yang di
maksud dengan naba’ dalam ayat ini adalah berita yang di bawa oleh para rosul
tentang hari kiamat. Artinya, apapun yang di beritakan tentang hari kiamat
adalah pasti, tidak simpang siur.
b. Naba’dan Urgensi Pesan
Menurut penulis kitab Taj al-Arus, kata naba’
dan khabar memiliki arti sama. Tetapi sebagian yang lain mengatakan bahwa dua
kata ini memiliki makna yang berbeda. Al-Manawi umpamanya mengatakan bahwa
naba’ artinya khabar yang memiliki manfaat yang besar yang bisa menghasilkan
kualitas berita sampai derajat ilmu. Naba’juga bukan sekedar berita, tetapi
berita penting yang kaan mendapatkan perhatian luas dari masyarakat.
Berdasarkan kumpulan dari ayat-ayat dan merujuk kepada pendapat pakar bahasa di
atas, penulis berkesimpulan bahwa an-naba’ secara umum berarti berita yang
memiliki tingkat akurasi yang tinggi atau paling tidak memiliki tingkat
kebenaran lebih besar, penting, dan berdampak luas bagi pendengar atau
pembacanya.
Naba’ adalah jenis berita yang berpengaruh
luas. Selain itu, Naba’ juga menyiratkan makna bahwa berita yang di sebut
dengan Naba’ adalah berita dari sumber utama kepada orang yang belum tahu
tentang informasi tersebut. Jadi naba’adalah isu-isu besar yang berimplikasi luas
di tengah masyarakat. Agar tidak menimbulkan gejolak, berita yang masuk dalam
kategori naba’ harus betul-betul akurat.
2.
Khabar
Khabar dalam bahasa indonesia
diterjemahkan dengan kabar atau berita. Khabar di satu sisi memiliki makna yang
sama dengan naba’, tapi di tempat yang lain khabar berbeda dengan naba’. Khabar
adalah berita yang di pindahkan dari orang lain dan bisa juga bersumber dari
diri sendiri dan mengandung dua kemungkinan, benar atau salah. Meskipun naba’
juga bisa mengandung benar atau salah, tetapi isi pesannya secara umum
mengandung perhatian yang luas dan berdampak luas, sedangkan khabar thidak
selalu seperti itu.
Berbeda dengan kabar atau berita dari manusia,
kemungkinan benar dan salahnya adalah sama. Faktor pemahaman atau faktor hati.
Seseorang yang mendengarkan berita dari orang lain tidak selamanya mendengarkan
semua yang diinformasikan, atau kalau mendengar, tidak semuanya memahami apa
yang di dengarkan. Mungkin ada faktor ketiga, meskipun dia mendengar dengan
baik dan memahami dengan baikapa yang dia dengar, tetapi ada tujuan atau
kepentingan tertentu, apa yang dia dengar dan pahami bisa dia selewengkan.
3. Hadis
Kata hadis menurut kamus bahasa arab berarti
berita atau baru. Kalau merujuk kepada kamus bahasa arab, maka kata hadis
menunjukkan makna berita (hadis) yang bersumber dari Allah dan tidak di ragukan
kebenarannya dan selalu up to date, tidak pernah basi karena masa.
Bagitu juga dari Rasulullah, jika semua isyarat kesahihan hadis terpenuhi, maka
berita Rasulullah juga tidak di ragukan kebenarannya dan akan selalu up to
date. Tetapi berita dari manusia kadang-kadang sia-sia, karena itu manusia
di minta menghindari berita atau informasi yang sia-sia.
Perbedaan lain, kalau khabar biasanya bersumber
dari orang lain, maka hadis adalah berita baru yang biasanya bersumber dari
orang yang membawa berita. Tetapi setelah itu dua kata ini seolah-olah tidak
bisa di pisahkan lagi pemakaiannya. Tentunya berita baru dan berasal dari
sumber pertama memiliki kekuatan di bandingkan berita itu sudah basi dan
berasal dari mata rantai sumber yang sudah memanjang.
Shidq dan Kadzib
Istilah yang tidak bisa di pisahkan dari naba’,
khabar, dan hadis adalah sidq (benar atau jujur) dan kadzib (dusta). Sidq dan
kadzib bisa terjadi pada ketiga-tiga jenis pesan di atas. Hanya berita dari Allah
dan Rasulnya saja yang tidak di ragukan kebenarannya. Adapun sumber berita dari
yang lain tetap tunduk kepada kaidah benar dan dusta.
Sidq
Sidq artinya perkataan yang di terima. Sebab
perkataannya di terima adalah karena antara pernyataan yang di keluarkan dengan
realitasnya sama. Dalam istilah lain pernyataannya benar.
Kadzib
Kadzib artinya adalah lawan dari sidq, yaitu
berita yang berasal dari sumber tetapi tidak sesuai dengan pernyataan yang
membuat orang yang mendengarkannya bisa mempercayainya meskipun kenyataannya
adalah salah.
D. Metode menyampaikan pesan
1.
Hiwar
Perbedaan pendapat di antara manusia memiliki
sejarah panjang. Secara umum manusia sejak di lahirkan sudah berbeda dengan
lainnya, baik warna, kulit, lidah, tabiat, kemampuan memahami, tingkat
intelektualitas. Perbedaan manusia tidak hanya dari aspek fisik, tapi juga
perbedaan agama, pendapat, cara panjang, orientasi, dan tujuan hidup. Meskipun
memiliki potensi perbedaan yang tinggi, tapi Allah memberikan panduan kepada
manusia untuk mencari kata mufakat.
Hiwar menurut bahasa artinya pembicaraan yang
berlangsung di antara dua orang atau lebih. Dan juga berarti bertukar pikiran
dan saling mengoreksi dalam pembicaraan. Adapun hiwar menurut istilah umum
adalah diskusi yang berlangsung antara dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk
meluruskan pandangan, menampilkan hujah, memetapkan kebenaran, menghilangkan
subhat, dan mengembalikan orang yang salah pemahamannya kepada kebenaran.
Inti dari hiwar adalah saling membantu di
antara para pihak untuk mencari hakikat kebenaran. Tujuan lain adalah untuk
mencari solusi tengah yang bisa memuaskan semua pihak, dan mengenal cara
pandang orang lain tehadap masalah, dan memperkaya informasi tentang suatu
masalah meskipun terjadi perbedaan yang sangat panjang.
2.
Jidal
Jidal menurut bahasa berarti memintal benang.
Kata ini memberi inspirasi bahwa jidal adalah upaya untuk merajut
pendapat-pendapat yang berseberangan seperti merajut benang-benang yang kusut.
Dalan jidal masing-masing pihak berusaha untuk meyakinkan dan mengalahkan
lawannya dengan kata-kata telak dan kadang-kadang bercampur dengan suasana
panas. Dalam bahasa Indonesia, jidal lebih dekat di artikan dengan debat.
Adapun jidal yang di perintahkan oleh Allah adalah jidal yang bertujuan untuk
mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu, tetapi untuk memenangkan pandangan
yang benar. Meskipun pandangan yang akan di paparkan adalah benar, Allah hanya
membolehkan jidal dengan cara yang baik. Jidal adalah salah satu metode dalam
komunikasi untuk mempertahankan pendapat atau membuat pendapat yang kita yakini
kebenarannya unggul dibandingkan pendapat lainnya.
3.
Bayan
Kata bayan dalam berbagai jenisnya di sebutkan
banyak sekali dalam Al-qur’an. Secara bahasa bayan artinya adalah jelas atau
terang. Adapun menurut istilah bayan berarti menjelaskan tujuan dengan pilihan
kata yang paling tepat. Dalam Al-qur’an di sebutkan bahwa kemampuan untuk
menjelaskan maksud hati kepada orang lain sehingga orang menjadi paham apa yang
kita maksudkan adalah di antara rahmat terbesar yang di anugrahkan Allah kepada
manusia. Di antara fungsi utama komunikasi adalah untuk menjelaskan sesuatu sehingga
apa yang di maksudkan oleh pembicara di pahami secara jelas oleh yang
mendengar.
4.
Tadzkir
Tadzkir berasal dari kata dzakara yang berarti
mengingat. Ketika bangun katanya menjadi dzakkara-tadzkir artinya berubah
menjadi mengingatkan atau memberikan peringatan. Kata tadzkir dan tadzakkur
dalam berbagai bentuknya di sebutkan di beberapa tempat dalam A-qur’an, di
antaranya terdapat dalam surah Al-An’am Ayat 70, Al-Rad Ayat 19, Ibrahim Ayat
5, Thaha Ayat 44, Fathir Ayat 37, Az-Zumar Ayat 9, Ghafir Ayat 13, Al-Dzariyat
Ayat 49, Al-Nazi’at Ayat 35, Al-A’la Ayat 9 Dan 10, Al-Ghasiyah Ayat 21, Dan
Al-Fajr Ayat 23, selain itu, kata yang paling banyak di temukan adalah kata
dzikr.
Berdasarkan data-data yang di kumpulkan dari
Al-qur’an di atas, maka tadzkir adalah salah satu metode dalam komunikasi yang
sangat bermanfaat untuk memberikan peringatan dini kepada manusia agar tidak
lupa dengan tujuan yang sebenarnya.
5.
Tabligh
Dasar kata tablig adalah balagha. Kata ini
secara umum berarti selesai, berakhir atau sampai, yang bisa di gunakan untuk
tempat, masa, atau sesuatu yang abstrak. Ketika bentuk kata balagha menjadi
ballagha artinya berubah menjadi “penyampaian”. Dan, saat kata ini di hubungkan
dengan maksud atau tujuan, maka “ballagha” berarti upaya dari seorang pembicara
atau pemberi isyarat untuk menyampaikan pesan atau maksud kepada pendengar atau
orang yang di ajak berkomunikasi. Di antara tujuan komunikasi adalah
menyampaikan maksud atau keinginan kepada orang lain sehingga maksud dan
keinginan kita sampai dan di pahami sesuai dengan apa yang kita maksudkan.
Upaya untuk menyampaikan informasi secara utuh
dari sumber kepada penerima tanpa mereduksi redaksi atau muatannya
menjadikannya Rasulullah menyandang gelar muballigh (penyampai pesan) yang amin
(jujur dan tidak berbohong ). Selain pesan sampai secara baik kepada penerima,
kata balagha juga mengandung makna sampai dengan mengesankan. Makna ini
bisa di temukan saat pembahasan tentang qoulan balighan.
6.
Tabsyir
Tabsyir berasal dari kata busyra dan bisyarah
yang artinya adalah bahagia dan gembira menyampaikan kabar gembira dan bahagia.
Busyra (kabar gembira) pada dasarnya merupakan pesan khusus buat orang yang
sukses atau sedang menelusuri jalan-jalan kesuksesan. Di antara bentuk
kebahagian yang akan di dapatkan orang yang selalu menjaga keimanan dan
ketaqwaan di dunia adalah mendapatkan keharuman nama dan kecintaan orang,
memiliki visi dan misi yang benar, mendapatkan bimbingan dan kemudahan dalam
melakukan kebaikan dan terhindar ari perbuatan yang jahat.
Tujuan busyra adalah memberikan motivasi kepada
orang-orang yang baik agar bertahan dalam kebaikan atau semakin bersemangat
meningkatkan kualitas kebaikannya. Selain di tujukan kepada orang yang telah
meraih kesuksesan atau yang sedang meniti kesuksesan, busyra dalam Al-qur’an
juga di gunakan buat orang-orang yang gagal. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan
mental orang-orang yang sombong dan acuh agar mereka berfikir ulang dengan
sikap mereka atau menambah pedih perasaan orang yang mendapat azab di akhirat.
Busyra jenis ini juga bertujuan agar di ambil pelajaran untu menjadi bahan
evaluasi buat orang yang melakukannya atau orang yang datang setelahnya.
7.
Indzar
Manusia di taqdirkan memiliki potensi cinta
dunia dan cenderung lalai mempersiapkan masa depan akhirat. Selain itu, manusia
juga memiliki potensi fujur (berbuat jahat). Untuk mengantisipasi kecenderungan
itu di perlukan metode penyampaian pesan yang membuat manusia takut untuk
terjebak dengan kecintaan semu terhadap dunia dan tergoda melakukan
perbuatan-perbuatan jahat.
Salah satu metode untuk menumbuhkan rasa takut
ke dalam hati manusia adalah indzar. Indzar secara bahasa berarti menyampaikan
pesan dengan cara mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa takut dan
kehati-hatian, baik untuk diri komunikator maupun komunikan. Indzar selalu
terkait dengan mengingatkan orang untuk tidak melakukan perbuatan yang
merugikan mereka di masa depannya, baik di dunia maupun akhirat. Metode yang
sering di pakai oleh Al-qur’an untuk menyampaikan indzar di antaranya adalah
dengan menampilkan kisah umat sebelum Nabi Muhammad yang di binasakan oleh Allah
akibat keingkaran mereka terhadap perintah Allah. Tujuannya untuk mengingatkan
manusia agar tidak mengulangi perbuatan generasi terdahulu agar mereka tidak
mengalami seperti apa yang telah mereka alami.
8.
Ta’aruf
Ta’aruf secara bahasa berasal dari kata ‘arafa
yang berarti tau atau kenal. Tahu dan kenal di sini artinya mengetahui dan
mengenal sesuatu dengan tanda-tanda yang membuatnya bisa membedakan antara satu
dengan yang lainnya. Saling mengenal adalah salah satu tuntunan hidup manusia
sebagai makhluk sosial. Tanpa saling mengenal, maka manusia akan kesulitan
bahkan tidak mampu mewujudkan jati dirinya selaku makhluk sosial. Dalam
kehidupan manusia, saling mengenal atau ta’aruf memerlukan waktu yang panjang.
Pada waktu lahir manusia tidak mengenal seorang pun makhluk di sekitarnya,
padahal dia sangat membutuhkan orang lain. Tetapi Allah, yang maha kasih
menitipkan rasa kasih ke dalam hati sang ibu, bapak, dan orang-orang di
sekitarnya, sehingga semua orang senang dengan bayi dan memperlakukannya dengan
istimewa.
9.
Tawashi
Tawashi berasal dari kata wasiat yang secara
bahasa artinya bersambung. Maksud dari mewasiatkan disini adalah menyambungkan
dirinya yang akan meninggal dengan orang yang masih hidup, baik dalam bentuk
memberikan harta ataupun pesan-pesan yang berharga. Bentuk lain dari wasiat
adalah tawashi, yaitu saling memberikan wasiat dengan sesama. Tawashi adalah
salah satu bentuk komunikasi yang menghubungkan orang-orang terdekat dan orang-orang
khusus, sehingga terjalin suasana hati yang lebih dekat dan karab.
Saling memberikan wasiat adalah salah satu
perbuatan yang mulia yang mampu mendongkrak kualitas hidup manusia. Tema
tawashi secara garis besar adalah tentang kebenaran (tawashau bi al haqq)
dan kesabaran (tawashau bi al shabr) dan disampaikan dengan kelembutan
dan kasih sayang (wa tawashau bi al-marhamah)
10.
Nasihat
Nasihat menurut bahasa artinya murni, jernih,
bersih, tanpa noda. Adapun nasihat artinya ajakan yang mengandung kebaikan dan
larangan yang mencegah kerusakan. Nasihat mengandung makna yang dalam dan
memiliki fungsi yang banyak. Tujuan di balik nasihat adalah agar orang yang
mendapatkan nasihat dapat mengambil manfaat dan memetik buahnya. Di dalam
nasihat ada suasana keakraban dan kecintaan, ada perasaan senasib, ada rasa
empati.
Nasihat adalah salah satu bentuk komunikasi
yang berdampak positif buat yang memberikan nasihat maupun yang di beri
nasihat. Pemberi nasihat akan semakin dekat dengan Allah dengan kata-kata yang
diucapkannya, sedangkan yang di beri nasihat akan mengubah sikap dan perilaku
negatifnya sehingga menjadi bersih kembali setelah sempat ternoda.
11.
Irsyad
Irsyad berasal dari rasyada, artinya mencari
petunjuk ke jalan yang lurus lawan dari kata sesat. Irsyad adalah proses
membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan pribadinya dengan mengarahkan
dirinya untuk mengatasi masalah dirinya sendiri. Irsyad di dunia modern sudah
menjadi disiplin ilmu mandiri dan di sebut dengan ilmu konseling. Dalam dunia
konseling, komunikasi tidak bisa di hindari, karena konseling tidak akan bisa
menghindari kontak antara konselor dan kliennya. Dapat di katakan bahwa
komunikasi merupakan landasan bagi berlangsungnya konseling.
Komunikasi konseling ini merupakan perhatian
khusus pada interaksi interpersonal dan keterampilan komunikasi lainnya dalam
rangka pelayanan bimbingan secara individual.
12.
Wa’adz Atau Mau’idzah
Pesan terbaik yang di sampaikan lewat
metode wa’adz atau mau’idzah adalah tentang amr (perintah) Allah dan nahy
(larangan ) Allah, intinya bagaimana komunikator mampu meyakinkan kepada
komunikan akan pentingnya perinyah Allah dan bahayanya menabrak aturan Nya,
serta pentingnya larangan dan akibat melakukan larangan. Komunikator yang baik
mampu membuat hati komunikan luluh dan tertanam di dalam benaknya tekad untuk
melakukan kebaikan dan meninggalkan larangan.
Wa’adz dan mau’idzah adalah jenis komunikasi
yang bertujuan untuk melunakkan hati yang mendengarnya. Lunaknya hati
terefleksi pada linangan air mata, goncangan dada saat mendengarkan pesan, dan
munculnya tekad untuk berubah.
13.
Idkhal Al-Surur
Di antara perintah islam terhadap umatnya
adalah perintah membahagiakan orang lain, baik dengan kata maupun perbuatan.
Banyak cara membahagiakan sesama, di antaranya dnegan mengucapkan selamat atas
kesuksesan yang di raih oleh teman, mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka
atas musibah yang menimpa saudara kita, atau menebar senyuman dan wajah ceria
saat bertemu, meringankan beban saudara saat kesusahan, dan lain-lain.
BAB 5
Fungsi-fungsi
Komunikasi Islam
A.
Fungsi-Fungsi Komunikasi
1. Fungsi
informasi
Informasi adalah kehidupan, karena sejak lahir
seluruh perangkat untuk menyerap informasi seperti mata, telinga dan hati
sebagai perangkat utama kehidupan sudah terpasang dan siap di fungsikan. Selain
alat penangkap informasi, Allah juga sudah menyiapkan perangkat untuk
menyampaikan kembali informasi yang sudah di tangkap kepada orang lain. Alat
itu adalah lidah, dua bibir, dan segala hal yang terkait.
Ketika komunikasi terjadi, maka tukar-menukar
informasi tidak bisa di hindarkan. Informasi adalah kunci utama terjadinya
perubahan sikap dan perilaku pada manusia. Prinsip dasar agama islam dalam
menyebarkan informasi adalah menutup rapat informasi yang tidak baik yang
terkait dengan orang lain, terutama yang terkait dengan masalah pribadi.
Mengingat pentingnya informasi dalam kehidupan manusia, maka islam melarang
keras ummatnya untuk berdusta, karena dusta akan menciptakan fasad al-tashawwur
(rusaknya persepsi) seseorang terhadap orang lain atau terhadap sesuatu dan
menyeret pelakunya untuk masuk neraka.
2. Fungsi
meyakinkan
Di antara fungsi penting komunikasi islam
adalah fungsi meyakinkan. Fungsi meyakinkan artinya membuat ide, pendapat,
gagasan yang kita miliki bisa di terima oleh orang lain dengan senang hati dan
tidak terpaksa.fungsi meyakinkan dalam komunikasi islam bisa di capai di
antaranya dengan hiwar (dialog) dan jidal (debat). Hiwar (dialog)di lakukan
dengan suasana santai, saling mengemukakan pendapat dengan tenang, mungkin di
dalamnya sudah terjadi tarik ulur, dan akhirnya berujung kepada suatu
kesepakatan mendukung ide bersama atau salah satu ide yang lebih baik.
Jidal (debat) biasanyalebih seru, kadang-kadang
sampai panas, dan masing-masing ngotot dengan pendapatnya. Orang yang
menyampaikan ide cemerlang dengan alasan-alasan dan logika yang kuat biasanya
akan menjadi pemenang dan idenya akan di jadikan rujukan.
3. Fungsi
mengingatkan
Lupa adalah sifat yang tidak bisa terpisahkan
dari manusia. Kita memerlukan metode agar kita tidak lupa. Di antara masalah
yang paling banyak di lupakan dan di lalaikan oleh manusia adalah masalah
agama. Itulah sebabnya kenapa islam memerintahkan kepada penganutnya untuk
mengulang- ngulang suatu ucapan atau perbuatan, terutama dalam masalah-masalah
krusial. Tujuannya adalah agar ingatan kita tentang informasi-informasi krusial
itu menjadi kukuh dan tidak mudah hilang meskipun informasi lain yang masuk
juga banyak.
Dakwah agama adalah salah satu cara untuk
menginformasikan kepada manusia agar selalu ingat tentang tujuan hidup dan
bagaimana mengisi hidup sebenarnya. Dan metode komunikasi dalam dakwah yang
paling cocok untuk merealisasikan fungsi mengingatkan adalah metode tadzkir dan
indzar.
4. Fungsi
memotivasi
Manusia dalam hidupnya memerlukan charge karena
semangat hidup manusia secara umum tidak stabil. Charge itu di sebut motivasi.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan motivasi hidup seseorang menjadi tidak
stabil. Adapun bukhil (bakhil) adalah penyakit yang menyerang kekuatan syahwat.
Adapun yang melemahkan kekuatan fisik adalah penyakit ajaz ( merasa tidak punya
potensi ) dan kasal (malas, padahal mampu). Adapun pengaruj eksternal yang
membuat manusia kehilangan potensi adalah lilitan utang dan berada di bawah
tekanan orang lain. Utang membuat orang menjadi lemah, dan berada di bawah
tekanan membua orang kehilangan harga diri.
Metode memotivasi diri sendiri adalah metode
yang paling ideal. Penulis sekarang ini sedang mengembangkan metode ini dan
penulis sebut dengan metode isi ulang otomatis. Metode ini praktis, murah, dan
mudah, tetapi hasilnya dahsyat. Selain metode memotivasi diri sendiri, manusia
juga bisa termotivasi jika mendapat suntikan motivasi dari orang lain.
Komunikasi adalah salah satu cara untuk menyuntikkan motivasi terhadap orang
lain. Metode yang paling cocok untuk menyuntikkan motivasi dalam komunikasi islam
adalah metode tablig dan tabsyir.
5. Fungsi
sosialisasi
Manusia dalam masa hidupnya tidak lepas dari
berbagai macam kebutuhan. Bersosialisasi dengan orang di sekitar kita adalah
kebutuhan kita semua untuk bisa di terima dan di hargai. Tidak mungkin
sosialisasi di lakukan tanpa komunikasi. Dalam Al-qur’an, fungsi sosialisasi di
sebut dengan ta’aruf. Ta’aruf adalah salah satu metode komunikasi yang sangat
efektif. Dengan ta’aruf, hubungan antarmanusia menjadi terrsambung. Ta’aruf
yang baik akan melahirkan keinginan untuk saling membantu bahkan sampai tingkat
saling mengayomi.
6. Fungsi
bimbingan
Di antara fungsi komunikasi adalah untuk
membimbing manusia. Tidak semua kita mampu membaca kemampuan kita sendiri, dan
tidak semua kita mampu menyelesaikan masalah kita sendiri, padahal kita tidak
pernah sepi dalam masalah. Di sinilah manusia memerlukan orang lain untuk
membimbingnya mancari solusi atau mengarahkannya ke tempat yang tepat. Dalam
istilah komunikasi islam, fungsi bimbingan ini di sebut dengan irsyad.
Manusia di lahirkan dalam keadaan fitrah,
tetapi berpotensi menjadi rusak karena dalam diri manusia terdapat sifat fujur.
Bimbingan ini berfungsi sebagai pencegahan jika di lakukan sejak dini sebelum
seorang anak terkontaminasi dengan lingkungannya. Selanjutnya, klien di ajak
untuk membaca potensi yang di milikinya dan membimbingnya untuk mengembangkan
potensi tersebut agar dia kembali hidup secara normal dan bahkan lebih
berprestasi.
7.
Fungsi kepuasan
spiritual
Manusia terbentuk dari dua unsur yang keduanya
memiliki kebutuhan yang harus di penuhi. Adapun kebutuhan roh adalah
berkomunikasi dengan Allah, sang pencipta. Ketika roh bersambung dengan sang
penciptanya, hati menjadi tenang. Di antara metode memuaskan spiritual adalah
dengan memberikan mau’idzah dan nasihat kepada mereka.
8.
Fungsi hiburan
Ketika mendapatkan kebahagiaan, islam
mengajarkan kepada penganutnya agar mengucapkan syukur atas nikmat ynag telah
didapat. Dan kepada saudaranya yang mengetahui temannya mendapatkan nikmat di
anjurkan untuk menambah rasa bahagia saudaranya dengan mengucapkan selamat
kepadanya. Selain rasa bahagia, kadang-kadang kita juga di selimuti oleh rasa
takut. Takut kehilangan orang yang di cintai, takut dengan ketidakjelasan masa
depan, takut kehilangan pekerjaan, takut tidak di hargai takut kehilangan harta
dan seterusnya.
Dalam kondisi seperti itu, hati kita sangat
perlu kepada hiburan. Hati yang terhibur akan membuat rasa takut menjadi
hilang, lelah akan hilang, derita terobati, dan kondisi kita menjadi fresh
kembali. Kita bisa membuat orang menjadi tenteram, meskipun tidak jarang kata
itu melukai. Memasukkan kebahagiaan hati ke dalam hati orang lain di dalam
hadis di sebut dengan idkhal al-surur.
BAB 6
Bentuk-Bentuk
Komunikasi Islam
1. Komunikasi Ilahiah
Di antara bentuk komunikasi dalam islam adalah
komunikasi antara manusia dengan tuhannya. Bentuk komunikasi ini bersifat alami
dan wujud dari adanya roh kehidupan yang di tiupkan Allah kepada makhluknya.
Komunikasi antar manusia dan penciptanya sudah terjadi sejak Allah meniupkan
ruhnya kepada manusia. Sejak itulah kehidupan bermula, dan sejak itu juga
komunikasi sudah terjalin. Pada saat komunikasi awal itu Allah mengenalkan
dirinya kepada manusia dan meminta mereka untuk bersaksi bahwa dia (Allah)
adalah tuhan mereka. Fitrah ini mampu bersaksi bahwa Allah adalah rabb mereka,
pencipta mereka, dan raja mereka.
2. Pola Komunikasi Manusia Dan Penciptanya
A. Pola Komunikasi
Dengan Manusia Pilihan
1)
Komunikasi
langsung
Komunikasi Allah dengan manusia secara langsung
pernah terjadi pada Nabi Adam a.s. Adapun dengan nabi yang lain, Allah
berkomunikasi dengan mereka lewat wahyu, baik di sampaikan ke dalam hati mereka
tanpa perantara malaikat atau dengan perantara malaikat. Itulah sebabnya musa
di beri gelar kalimullah (orang yang bisa berkomunikasi langsung dengan Allah).
Bentuk komunikasi seperti di atas tidak terjadi lagi pada manusia biasa,
meskipun pintu komunikasi dengan Allah tetap di buka dengan cara dan media yang
lain.
2)
Komunikasi
dengan wahyu
Komunikasi melalui wahyu merupakan jenis
komunikasi yang paling lazim terjadi pada semua nabi. Di antara bentuk
komunikasi jenis ini terjadi pada Nabi Ibrahim ketika dia meminta kepada Allah
agar membuktikannya dalam menghidupkan kembali makhluk yang telah meninggal
dunia. Pola komunikasi dengan perantara wahyu berhenti dengan di utusnya Nabi
Muhammad sebagai nabi terakhir yang di utus di muka bumi. Selanjutnya
komunikasi antara manusia dengan penciptanya di bangun lewat media sholat,
dzikir, membaca Al-qur’an, berdoa, istigfar, dan tobat kepada Allah SWT.
3)
Pola komunikasi
dengan manusia biasa
Setelah manusia lahir di dunia, Allah sudah
menyiapkan berbagai media yang memungkinkan mereka untuk tetap bersambung
dengan Allah SWT. Di antara media terpenting yang Allah persiapkan buat manusia
untuk berkomunikasi dengan nya adalah sholat, dzikir, membaca Al-qur’an,
berdoa, istigfar, dan tobat kepada Allah SWT.
Berikut ini adalah beberapa penjelasannya:
a. Sholat
Secara lahiriah sholat berkaitan dengan
pekerjaan badan seperti rukuk, duduk, sujud serta semua perkataan dan
perbuatan. Sholat adalah ajaran islam yang mengajarkan kepada penganutnya untuk
berkomunikasi secara intensif dengan Allah. Allah memerintahkan kepada
makhluknya untuk berkomunikasi dengannya lewat media shalat minimal lima kali
sehari pada waktu yang sudah di tentukan yaitu dhuhur, ashar, magrib, isya, dan
subuh. Dengan waktu-waktu yang sudah di tentukan itu kita wajib berkomunikasi
dengan pencipta setiap beberapa jam sekali.
Agar komunikasi berlangsung dengan baik, orang
sedang melaksanakan shalat di perintahkan untuk khusyuk. Khusyuk dalam sholat,
yaitu menghadirkan kebesaran Allah yang sedang kita ajak berkomunikasi, dan
merasa takut di tolak, sehingga dia fokuskan hatinya untuk bermunajat dan tidak
menyibukkan diri dengan orang lain.
b. Zikir
Zikir secara bahasa artinya adalah mengingat
sesuatu dengan cara di ucapkan dengan lisan atau di hadirkan di dalam hati.
Secara istilah, zikir artinya adalah segala sesuatu yang di ucapkan oleh lisan
dan yang dipersepsi oleh hati dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, baik
mempelajari ilmu dan mengajarkannya, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran.
Zikir adalah salah satu bentuk komunikasi
manusia kepada Allah, dengan cara menghadirkannya dalam hati, menyebutnya
dengan lisan, mempelajari dan mengajarkan ajarannya, mengajak orang lain untuk
melakukan apa yang di perintahkannya, dan mencegah orang dari hal-hal yang di
larangnya.
c. Istigfar dan tobat
Dalam bahasa agama, kesalahan di sebut dengan
dosa. Istigfar menurut bahasa artinya memohon ampunan dan meminta agar
perkataan atau perbuatan buruk yang pernah di kerjakan bisa di perbaiki.
Menurut definisi ini, istigfar merupakan upaya dari seseorang untuk mengoreksi
dan mengakui kesalahan dirinya sebagai langkah awal untuk melakukan perbaikan.
Membaca kesalahan diri bisa di lakukan dengan belajar tentang nilai-nilai boleh
dan tidak boleh serta nilai-nilai halal dan haram, baik dengan belajar sendiri
atau belajar atau belajar dengan orang lain.
Selain dengan internalisasi nilai, membangun
kesadaran juga bisa di lakukan dengan memanfaatkan bantuan pihak lain. Setelah
istigfar berhasil di lakukan, langkah selanjutnya yang harus di ambil adalah
bertobat. Tobat menurut bahasa berasal dari kata taba’, yatubu, taubatan yang
artinya kembali. Yang di maksud dengan kembali dalam makna bahasa itu adalah kembali
ke jalan yang benar setelah melakukan kesalahan. Jadi, tobat adalah aksi nyata
dari orang yang telah menyadari kesalahannya untuk melepas segala kesalahan dan
kembali ke jalan yang benar.
d. Tilawah Al-qur’an
Al-qur’an merupakan kitab yang di turunkan oleh
Allah sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi dengan hambanya. Di
dalamnya terkandung banyak sekali bentuk komunikasi. Di antara bentuk
komunikasi itu adalah : komunikasi antar Allah dan malaikat, komunikasi Allah
dengan rosul, komunikasi Allah dengan iblis, komunikasi Allah dengan manusia
lewat perantara rosul, komunikasi Allah dengan manusia, komunikasi manusia
dengan makhluk lainnya, komunikasi sesama manusia.
B. Komunikasi Intrapersona
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang
berlangsung dalam diri seseorang. Dalam komunikasi bentuk ini, orang yang
berperan sebagai komunikator sekaligus berperan sebagai komunikan. Dia
berbicara kepada dirinya kepada dirinya sendiri, dia berdialogdengan dirinya
sendiri, dia bertanya kepada dirinyadan di jawab oleh dirinya sendiri.
Berdasarkan definisi di atas, maka komunikasi intrapersonal adalah proses
komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang saat menerima informasi,
mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali.
Adapun upaya untuk mengingat kembali pesan yang
pernah di terima baik pesan yang di kirim oleh alam atau kauni, baik berupa
pengalaman melihat, mendengar, atau mengalami suatu kejadian atau yang di dapat
dari kitab qauli berupa suatu pelajaran yang pernah di pelajari dari
sumber-sumber tertulis di sebut dengan proses tadzakkur.
C. Komunikasi Antarmanusia
Selain berbicara dengan penciptanya dan
berbicara dengan dirinya sendiri, manusia juga melakukan komunikasi dengan
sesama manusia. Komunikasi dengan sesama manusia minimal memiliki tiga bentuk:
pertama, komunikasi antarpersona atau antarpribadi; kedua, komunikasi kelompok;
dan ketiga, komunikasi massa. Dalam islam, istilah komunikasi dengan sesama
manusia di sebut dengan hablun minannas, ta’aruf, dan muamalah.
1. Komunikasi Antarpersona (Komunikasi
Antarpribadi)
Komunikasi antarpribadi di definisikan dengan
tiga pendekatan: berdasarakan komponen berdasarkan hubungan dan berdasarkan
pengembangan. Komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen artinya penyampaian
pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok
kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan
umpan balik segera. Dalam komunikasi dakwah, komunikasi antarpribadi di kenal
dengan istilah dakwah fardiyah, meskipun dakwah fardiyah memiliki maksud khusus
di dalam melakukan komunikasi yaitu ingin mengajak orang ke jalan kebaikan.
2. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia sosial. Berkelompok adalah salah satu
kebutuhan dasar manusia. Selain faktor di atas, masih banyak bentuk perkumpulan
lain yang di bangun oleh kita. Sebuah perkumpulan baru di sebut kelompok jika
memenuhi dua syarat : pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan
kelompok, kedua nasib anggota-anggota kelompok saling tergantung sehingga hasil
setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
Hidup berkelompok dalam islam di sebut dengan
hidup berjamaah. Meskipun hidup berkelompok terkadang tidak selalu mulus,
kadang-kadang terjadi perbedaan pendapat, tapi rasulullah tetap memuji orang
yang debar hidup bersama jamaah dibandingkan orang yang hidup mengurung diri.
3. Komunikasi Massa
Komunikasi massa sebagaimana di katakan Bittner
bahwa pesan yang di komunikasikan media massa pada sejumlah besar orang.
Empat tanda pokok komunikasi massa: 1) bersifat tidak langsung, artinya harus
melewati media teknis, 2) bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi
antara peserta-peserta komunikasi; 3) bersifat terbuka, artinya di tujukan pada
publik yang tidak terbatas dan anonim; 4) mempunyai publik yang secara
geografis tersebar. Berdasarkan definisi di atas juga dapat di pahami bahwa
komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media yang bisa menjangkau
massa dalam skala luas. Media yang bisa di gunakan untuk komunikasi bentuk ini
adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan internet.
BAB 7
Prinsip-Prinsip
Dasar Ilmu Komunikasi Islam
A. Pendahuluan
Komunikasi islam tunduk dengan sumber utama
ajaran islam, yaitu Al-qur’an dan As-sunah. Dari dua sumber inilah
prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi islam di ambil. Prinsip-prinsip ini
berlaku umum untuk segala bentuk komunikasi dengan sesama manusia.
B. Prinsip-Prinsip Komunikasi Islam
1.
Prinsip Ikhlas
Suatu pesan tidak akan berdampak positif kepada
komunikan jika di terima dengan hati yang tidak ikhlas. Ikhlas adalah kerja
hati. Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasha yang artinya suci,
bersih dari noda. Adapun ikhlas menurut istilah artinya adalalh kerja yang di
lakukan oleh hati untuk mensucikan dirinya dari berbagai motif yang tidak
benar. Tidak ikhlas menyampaikan atau menerima pesan artinya tidak sucinya
keinginan untuk menyampaikan atau menerima pesan.
Prinsip ikhlas ini adalah prinsip paling
mendasar dalam komunikasi islam. Kehilangan prinsip ini dari komunikator maupun
komunikan akan membuat tujuan utama komunikasi yaitu ibadah akan menjadi hilang
dan kekuatan pesan yang di sampaikan memudar. Kehilangan prinsip ini satu pihak
akan membuat proses komunikasi terhambat apalagi bertemu antara ketidak
ikhlasan komunikator dengan komunikan. Selain faktor menerima pesan, kekuatan
pesan juga di pengaruhi oleh keikhlasan pengirim pesan. Pesan yang baik yang di
sampaikan oleh orang yang tidak ikhlas tidak memiliki pengaruh pada
penerimanya.
Menakar Keikhlasan
Ikhlas
tempatnya adalah hati. Karena tempatnya di hati maka kita tidak akan mungkin
mengukur tingkat keikhlasan yang tempatnya di hati. Namun ikhlas itu ada jejaknya
apa yang terungkap dalam hati akan terungkap lewat anggota tubuh. Ketika
telinga mendengar berita duka, hati ikut bersedih, dan ketika hati bersedih
mata pun bereaksi dengan mengeluarkan air mata. Keinginan yang kuat untuk
mendengar pesan merupakan modal besar untuk menyerap pesan dengan baik. Adapun
orang yang tidak mau mendengar pesan yang baik diibaratkan Allah seperti orang
mati, bagi mereka pesan tidak ada manfaatnya sama sekali.
2.
Prinsip Pahala dan Dosa
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap pesan atau
pernyataan yang keluar itu mengandung konsekuensi pahala atau dosa. Lisan
memiliki peran kunci dalam berkomunikasi, apakah membawa kita kepada kesuksesan
atau kehancuran. Agar lisan kita tidak menjadi alat pengumpul dosa tetapi
selalu memproduksi pahala, maka islam membimbing manusia terutama umatnya untuk
melakukan langkah-langkah berikut:
a. Islam melarang berkata kotor dan kasar
Kata kotor yang di ucapkan lisan adalah
cerminan dari jiwa yang kotor. Adapun jiwa yang bersih berdampak pada ucapan
dan tingkah laku sehari-harinya. Untuk mendidik umat islam agar selalu berkata
yang baik, Allah menjadikan kemampuan menjaga dirinya untuk tidak berkata kotor
sebagai indikator keberhasilan dalam menunaikan ibadah hajji.
Perkataan yang kotor membuat suasana rusak dan
dapat menghilangkan budaya rasa malu. Padahal kalau malu sudah hilang dari
pribadi seseorang, dia ibarat orang yang kehilangan rem untuk mengendalikan
dirinya. Pesan kotor dalam tataran aplikasi sangat banyak di temukan, bisa
dalam bentuk obrolan jorok, tampilan porno, cerita kotor, lagu yang
menggambarkan nafsu, tulisan jorok, dan sebagainya. Berdasarkan prinsip ini,
maka berlaku kaidah bahwa semakin banyak pesan kotor yang terakses, maka
semakin besar juga dosa yang ditanggung oleh orang yang menyebarkan dan
menerima pesan kotor seperti itu.
b. Memberikan motivasi agar selalu berkata yang
baik.
Rasullullah memberikan motivasi kepada
orangyang berkata baik dengan berbagai cara, di antaranya:
a. Menyampaikan kabar gembira kepada orang yang
selalu berkata baik dan mewanti-wanti orang orang sembarangan mengeluarkan
pernyataan.
b. Berkata baik menyebabkan masuk surga dan
mendapatkan tempat yang baik di sana. Banyak pintu yang membuat kita bisa masuk
surga, dan banyak pintu yang mungkin menjebloskan kita ke neraka. Di antara
pintu utama yang memasuki surga adalah dengan berkata yang baik.
c. Berkata baik dikategorikan memberi sedekah atau
pengganti pemberi sedekah bahkan lebih baik dari sedekah.
d. Islam identik dengan ucapan baik. Kata islam
sendiri identik dengan damai, dan di antara wujud dari makna ini dalam tataran
aplikasi adalah menghadirkan kenyamanan buat orang lain dengan perkataan baik.
3.
Prinsip Kejujuran
Lisan bisa
membunuh karakter seseorang, bias merusak hubungan suami istri kaum kerabat,
bahkan bisa menyebabkan pertumpahan darah. Gara-gara fitnah yang dilancarkan
oleh orang munafik di madinah, Aisyah istri Rasulullah tercemar nama baiknya
dan kehabisa air mata untuk mengungkapkan rasa sedihnya. Itulah yang terjadi
pada Aisyah pada peristiwa.
Gara-gara
lisan, suatu komunitas bisa hancur berantakan. Karena itu, kejujuran dalam
menyampaikan pesan adalah prinsip mendasar dalam komunikasi islam. Di antara
bentuk kejujuran dalam komunikasi adalah:
a. Tidak memutarbalikkan fakta
b. Tidak berdusta
4.
Prinsip Kebersihan
Prinsip keempat ini tidak kalah pentingnya
dengan prinsip-prinsip sebelumnya. Islam sangat menekankan prisip kebersihan
dalam segala hal, termasuk dalam menyampaikan pesan. Pesan yang baik akan
mendatangkan kenyataan psikologis bagi yang menerimanya, sedangkan pesan-pesan
sarkastis, jorok, berdarah-darah, pertengkaran, perselingkuhan, adu domba,
gosip, umpatan, dan sejenisnya akan berdampak pada keruhnya hati.
Seseorang yang mengungkapkan kata-kata yang
baik akan membuat hatinya tenang. Itulah rahasia dari perintah Allahyang
menganjurkan kita banyak mengucapkan zikir. Ketenangan tersebut tidak hanya
buat diri komunikator, tetapi juga berdampak baik kepada komunikan. Rasulullah
mengajarkan tentang pentingnya membangun optimisme orang yang sedang terbaring
sakit dengan kata-kata yang memberikan semangat hidup.
Menyampaikan kata-kata yang memberikan harapan
kepada seseorang adalah lebih baik daripada kata-kata yang membuat orang
pesimis. Di antara tujuan komunikasi adalah memberikan kenyamanan psikologis
kepada orang yang mendengarkan.
5.
Berkata Positif
Pesan positif sangat berpengaruh bagi
kebahagiaan seseorang dalam kondisi apapun dia berada. Seorang komunikator yang
sering mengirim pesan positif kepada komunikasi akan menyimpan modal yang
banyak untuk berbuat positif. Untuk menghindari agar perkataan yang tidak baik
tidak di ucapkan.
Motivasi adalah pesan
positif
Pesan yang di ungkapkan dengan bahasa yang
penuh optimistis membangkitkan semangat untuk melakukan perubahan. Menyampaikan
pesan dengan nada optimis adalah langkah awal menuju kemenangan. Optimisme yang
di bangun oleh seseorang menyebabkannya bergairah untuk menggapainya. Optimisme
juga adalah langkah awal melangkah menuju surga. Rasulullah mengatakan bahwa
kalau seseorang berdoa meminta surga, jangan meminta surga yang sekedarnya,
tapi mintalah surga yang mewah, yaitu, firdaus. Dengan meminta firdaus kita
termotivasi untuk lebih bekerja keras agar usaha yang kita lakukan dianggap
pantas untuk mewujudkan apa yang kita minta dan cita-citakan.
6.
Prinsip Paket (Hati, Lisan, dan Perbuatan)
Manusia adalah makhluk yang di ciptakan Allah
dalam satu paket lengkap. Ada unsur jiwa dan ada unsur raga. Gerak raga dalam
konsep islam dipengaruhi secara kuat oleh hati atau jiwa. Artinya, lisan akan
berbicara yang baik manakala hatinya baik dan lancar tanpa terkendali dari
jiwanya, yang di ucapkannyaakan terasa hambar. Orang yang sedang sedih biasanya
tidak tahan memendam kesedihannya. Biasanya kesedihan itu dia ungkapkan kepada
orang yang dia anggap bisa berbagi. Dalam waktu yang bersamaan, kesedihan di
hati itu diikuti oleh muka yang muram dan air mata yang meleleh.
Konsistensi antara hati, kata perbuatan adalah
ciri manusia sukses. Allah tidak menyukai inkonsistensi, tidak hanya Allah
manusia secara umum juga memandang bahwa inkonsistensi adalah cacat membuat
niali seseorang menjadi berkurang. Orang yang memiliki sifat ini biasanya
sangat memperhatikan tampilan fisik tetapi banyak kesalahan yang dia lakukan,
dia selalu cemas, jiwanya labilselalu merasa tertuduh, dan gampang tersinggung.
7.
Prinsip Dua Telinga Satu Mulut
Menceritakan kembali semua yang di dengar
adalah tanda kecerobohan. Tidak semua informasi yang sampai kepada seseorang
dipahami secara benar, atau dipahami secara benar tetapi beritanya tidak benar,
atau beritanya benar tapi tidak layak di konsumsi oleh publik. Isyarat agar
kita berhati-hati dalam berbicara dan banyak mendengar adalah pada struktur
fisik kita yang diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut. Setelah informasi
ditangkap oleh telinga, informasi tersebut disaring oleh perangkat akal dan
belum dikeluarkan oleh lisan melalui mulut, lisan kita di kawal oleh gigi-gigi
kita yang jumlahnya 32 itu.
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu
memilah milah informasi dan hanya mengambil yang terbaik dari informasi yang di
terima.
8.
Prinsip Pengawasan
Prinsip pengawasan muncul dari kepercayaan
mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, Dan Maha
Mengetahui. Selain itu, mereka juga meyakini bahwa setiap kata yang di ucapkan
akan di catat oleh malaikat pencatat. Prinsip pengawasan ini akan membuat orang
selalu merasa di perhatikan dan di pantau. Orang yang selalu merasa dipantau
biasanya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statemen.
9.
Prinsip Selektivitas dan Vasiditas
Berbicara dengan kata dan informasi akurat
adalah salah satu ciri pribadi berkualitas. Selain menambah kredibilitasi
informasi yang akurat menghindarkan kita jatuh kepada kesalahan yang berujung
kepada penyesalan. Semakin strategis tema yang dibicarakan, seperti tema
tentang Rasulullah, hukum, dan fatwa, serta pandangan yang akan menjadi acuan
masyarakat, maka data yang disampaikan harus lebih selektif dan lebih valid.
Prinsip selektivitas dan validitas dalam komunikasi islam bukan hanya bertujuan
untuk memberikan kepuasan bagi komunikasi di dunia ini, tetapi tujuan utama
mereka adalah agar bisa mempertanggung jawabkan apa yang mereka kemukakan pada
saat diminta pertanggungjawabkannya di akhirat.
10. Prinsip Saling
Memengaruhi
Komunikasi antarmanusia merupakan aktivitas
menyampaikan dan menerima pesan dari dan kepada orang lain. saat berlangsung
komunikasi, proses pengaruh memengaruhi terjadi. Di samping itu, komunikasi
bertujuan untuk saling mengenal, berhubungan, bermain, saling membantu, berbagi
informasi mengembangkan gagasan, memecahkan masalah, meningkatkan
produktivitas, membangkitkan semangat kerja, meyakinkan, menghibur, mengukuhkan
status, membius, dan menciptakan rasa persatuan.
Karena muara semua tujuan komunikasi adalah
saling memengaruhi, maka membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan
suasana yang sehat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari islam. Di antara
bentuk pengaruh strategis komunikan adalah:
a. Dapat Mengubah Pendapat Orang Lain
Mengubah pendapat orang lain bukanlah pekerjaan
mudah, tetapi dengan terjadinya proses tukar menukar pendapat, hal tersebut
dapat di lakukan. Di antara kekuatan bahasa atau pesan itu adalah kemampuannya
membius lawan bicara. Menurut Ibnu Hajar, “bayan” itu terbagi menjadi dua,
pertama, penjelasan maksud yang sebenarnya; kedua, memperindah retorika
sehingga hati para pendengar terpesona mendengarkannya.
Jika pesan yang di sampaikan membuat orang tertarik
menerima pesan yang keliru, maka dia menjadi tercela. Tetapi, jika dia mampu
menarik perhatian orang dengan tujuan menunjukkan jalan hidayah dan orang
mendapatkan hidayah lewat perantaranya, maka perbuatan tersebut sangat terpuji.
Agar pesan yang di kirim memiliki pengaruh kuat, sebaiknya di ungkapkan dengan
fasih, teratur, memiliki jedal, dan di ulang-ulang. Dan, andaikan seseorang
menghendaki pesan itu menembus relung hati, maka saat menyampaikan nya dia di
rekomendasikan untuk memiliki kelapangan hati.
b. Menjadi Faktor Yang Menentukan Baik Buruknya
Manusia
Saat berinteraksi manusia hanya di hadapkan
pada dua pilihan, memengaruhi atau di pengaruhi. Untuk menghindari pengaruh
negatif, sebaiknya kita tidak bermesraan dengan orang-orang yang dapat merusak
perilaku kita. Rasulullah mengingatkan kita tentang hubungan erat antara
kebaikan atau kejahatan dengan hubungan komunikasi yang kita bangun. Kata
“khalil” mengandung makna persahabatan dan kasih sayang yang menembus
ruang-ruang hati. Model persahabatan seperti ini tentunya bersumber dari
komunikasi yang telah terbangun lama di antara dua sahabat tersebut, sehingga
yang muncul adalah hubungan “seia berkata”. Tarde menyebut fenomena seseorang
di pengaruhi oleh perilaku orang lain yang berinteraksi sehari-hari dengan
teori imitasi.
11. Prinsip
Keseimbangan Berita (Keadilan)
Informasi yang seimbang akan membuat keputusan
menjadi akurat. Prinsip perimbangan dalam menyerap informasi sebelum memberikan
sikap adalah keharusan. Dengan prinsip ini, informasi yang kita terima akan
lebih akurat, karena pihak yang sedang berselisih kadang-kadang memberikan
informasi secara emosional dan kadang-kadanag berlebihan. Dalam menulis berita
dikenal juga suatu istilah cover both side yang artinya perlakuan adil terhadap
semua pihak yang menjadi objek berita atau di sebut juga dengan pemberitaan
yang berimbang. Kita harus menampilkan semua fakta dan sudut pandang yang
relevan dari masalah yang diberitakan. Kita harus bersifat netral serta tidak
memihak.
12. Prinsip Privasi
Setiap orang memiliki ruang privasi yang tidak
boleh di ungkap di pentas publik, begitu juga dengan organisasi, lembaga, dan
seterusnya. Membocorkan rahasia sama dengan menelanjangi orang, organisasi, dan
lembaga dan membuat mereka malu. Allah melarang orang beriman untuk
mencari-cari informasi tentang masalah yang masuk dalam ruang privasi. Di
antara indikator sebuah informasi tidak untuk dikonsumsi publik adalah bahasa
tubuh dari orang yang menyampaikan pesan. Jika dia tidak mau menyampaikannya di
depan forum, kemudian ketika menyampaikan dia terlihat menoleh ke kanan dan ke
kiri.
Di antara masalah yang juga tidak boleh di buka
di depan umum adalah masalah keretakan rumah tangga. Islam mengarahkan kaum
muslimin agar menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan melibatkan pihak
yang sangat terbatas. Melanggar masalah privasi seperti ini di dalam islam
masuk dalam status pelanggaran hak-hak asasi manusia, yaitu melakukan
pencemaran nama baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar