Minggu, 31 Januari 2016

Ringkasan Buku Ilmu Komunikasi Islam (IKI) Dari BAB 1 s/d BAB 7


Azlin Nz (1143210020) BKI III A Mata Kuliah Ilmu Komunikasi Islam


BAB 1


A.    Pendahuluan
Dalam Bab pertama ini akan dibahas tentang definisi Komunikasi Islam, ruang lingkup kajiannya dan urgensi mempelajari Komunikasi Islam.



B.     Definisi Komunikasi Islam
1.      Definisi Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris communication. Di antara arti komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda, atau tingkah laku. Komunikasi juga diartikan sebagai cara untuk mengomunikasikan ide dengan pihak lain, baik dengan berbincang-bincang, berpidato, maupun melakukan korespondensi.
Dalam bahasa Arab, komunikasi sering menggunakan istilah tawashul dan ittishal. Kata ittishal diantaranya digunakan oleh Awadh Al-Qarni, ketika mendefinisikan tentang komunikasi, Awadh mengatakan bahwa komunikasi (ittishal) adalah melakukan cara yang terbaik dan menggunakan sarana yang terbaik untuk memindahkan informasi, makna, rasa, dan pendapat kepada pihak lain dan memengaruhi pendapat mereka serta meyakinkan mereka dengan apa yang kita inginkan apakah dengan menggunakan bahasa atau dengan yang lainnya.

2.      Definisi Islam
Kata Islam dalam buku al-Ta’rifat karya al-Jurjani diartikan sebagai kerendahan dan ketundukan terhadap apa yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW. Abdul Karim Zaidan dalam Ushul al-Dakwah memaparkan banyak sekali definisi tentang Islam. Di antara definisi Islam menurut Beliau :
1). Islam adalah bersyahadat bahwa tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa ramadhan, dan menunaikan ibadah haji, sebagaimana yang terdapat dalam Hadis Jibril.
2). Definisi kedua, Islam adalah kerendahan, penyerahan diri, dan ketundukan kepada Allah Robbul Alamin.
3). Definisi ketiga, Islam adalah sistem umum dan peraturan lengkap tentang urusan kehidupan, serta panduan meniti kehidupan dan segala konsekuensi dari penerimaan atau penolakan terhadap ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT.
4). Definisi keempat, Islam adalah kumpulan seluruh nilai yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia, baik hukum akidah, akhlak, ibadah, muamalat, serta berita-berita yang disebutkan dalam Al-qur’an dan As-sunnah.
5). Definisi kelima, Islam adalah jawaban yang benar dan tepat untuk menjawab tiga pertanyaan prinsip yang selalu menyibukkan akal manusia dan selalu muncul dalam pikiran mereka sepanjang masa: darimana kita berasal, untuk apa kita hadir di muka bumi ini, dan kemana tempat kembali?
6). Definisi keenam, Islam adalah roh yang sebenarnya bagi manusia, cahaya dalam meniti jalan, obat segala penyakit, dan jalan yang lurus yang akan memberikan keselamatan bagi penggunanya.
Islam menurut bahasa secara umum artinya adalah tunduk, menyerahkan diri kepada Allah, damai, serta selamat.

3.     Makna Komunikasi Islam
Berdasarkan informasi dari Al-qur’an dan As-sunnah ditemukan bahwa komunikasi Islam adalah komunikasi yang berupaya untuk membangun hubungan dengan diri sendiri, dengan Sang Pencipta, serta dengan sesama untuk menghadirkan kedamaian, keramahan, dan keselamatan buat diri dan lingkungan dengan cara tunduk dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Tindakan apapun dalam komunikasi yang membuat hati seseorang menjadi rusak atau hati orang menjadi sakit atau luka bertentangan dengan roh komunikasi dalam Islam.


C.     Ruang Lingkup Kajian Komunikasi Islam
Objek kajian ilmu komunikasi Islam terdiri dari tiga paket kajian yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Tiga paket kajian itu adalah komunikasi manusia dengan Allah, komunikasi manusia dengan dirinya sendiri, dan komunikasi manusia dengan yang lainnya. Tiga bentuk komunikasi ini merupakan warisan dari ajaran agama secara universal.


D.    Manfaat Mempelajari Ilmu Komunikasi Islam
Karena pentingnya komunikasi tersebut, Islam yang mengusung prinsip “kafah” atau komprehensif dalam ajarannya tidak membiarkan umat yang meyakininya berkomunikasi tanpa panduan.
Kehadiran ilmu komunikasi Islam bertujuan untuk membimbing kaum Muslimin secara umum agar mampu membangun komunikasi kepada Pencipta mereka, dengan diri sendiri, serta dengan sesama berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Dengan panduan agama, maka komunikasi akan berjalan sesuai dengan alur yang  ditentukan oleh Allah.





BAB 2


A.    Pendahuluan
Selain Al-quran dan As-sunnah dengan ilmu-ilmu pendukung untuk memahaminya, kitab-kitab para ulama baik yang lama maupun kontemporer juga banyak yang bisa menjadi bahan baku yang bisa diolah untuk membangun ilmu komunikasi Islam.

B.     Sumber-Sumber Komunikasi Islam
1.      Al-quran
Definisi Al-quran
Al-qur’an di tinjau dari segi etimologis merupakan bentuk masdar dari kata qara’a-yaaqra’u-qiraatan-wa qur’anan. Kata qara’a berarti menghimpun dan menyatukan. Jadi menurut bahasa Al-qur’an adalah himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat ini menjadi surah, himpunan surah menjadi mushaf Al-qur’an. Jadi definisi Al-qur’an adalah sebagai mukjizat, tidak ada kata dan bacaan yang mampu menandinginya. Menjadikan Al-qur’am sebagai sumber ilmu komunikasi islam akan membuat teori-teori ilmu ini semakin kukuh.  
Fungsi Al-Qur’an
1.      Al-qur’an Sebagai Huda (petunjuk)
Karena rentang waktu kehidupan yang cukup lama, maka dia yang Maha Tahu, Maha Bijak, dan Maha Kasih menurunkan Al-qur’an sebagai petunjuk dan pemandu.  Agar petunjuk itu mudah dilaksanakan, maka Allah mengutus Rasulullah  SAW untuk mencontohkannya.
Alqur’an seolah-olah GPS yang berfungsi memandu manusia dalam perjalanan mengarungi kehidupan agar sampai tujuan dengan selamat. Di antara aktivitas yang sangat memerlukan panduan Al-qur’an adalah komunikasi, karena setiap manusia sangat tergantung kepadanya dalam menjalani kehidupan ini, bahkan seblum mereka lahir di muka bumi. Setelah manusia lahir di dunia, mereka bukanlah satu-satunya yang hidup di bumi, tetapi banyak orang lain yang sudah lebih dahulu ada di dunia yang juga berasal dari keluarga besar mereka.
2.      Al-qur’an Sebagai Furqan
Selain sebagai petunjuk Al-qur’an juga memiliki sifat  Al-furqan (pembeda). Al-qur’an dengan sifatnya sebagai Al-furqan (pembeda), memang di turunkan  untuk mempertegas ha-hal yang tidak di sepakati leh manusia, yaitu penentuan mana yang baik dan mana yang buruk.  Ke khasan islam secara umum tersebut juga termanifestasi dalam ajaran-ajaran yang bersifat khusus seperti ilmu komunikasi. Di antara kekhasan islam dalam ilmu komunikasi adalah bagian daripada ibadah kepada Allah, bukan sekedar untuk kepuasan diri dan menyenangkan orang lain. Maksud dari menjalankan agama yang lurus adalah jauh dari syirik dan jauh dari kesesatan.
3.      Al-qur’an sebagai syifa
Syifa artinya obat. Sakit biasanya di sebabkan oleh bertemunya dua faktor pada diri seseorang: faktor melemahnya kondisi tubuh dan adanya faktor pemicu  dari luar diri, seperti berubahnya kondisi alam dan menularnya wabah penyakit. Rasulullah SAW menjamin bahwa Allah tidak menurunkan satu pun penyakit di muka bumi ini kecuali menurunkan juga obatnya. Salah satu obat yang Allah persiapkan untuk manusia adalah Al-qur’an.
Di antara faktor luar yang membuat manusia sakit adalah faktor komunikasi. Komunikasi yang tidak baik bisa melukai hati, menyebabkan permusuhan bhkan pertumpahan darah. Adapun perkataan yang indah bisa membuat suasana damai, mengobati hati yang luka, dan menjadi penyebab terjalinnya susana kekerabatan dan persaudaraan yang kukuh.
4.      Al-qur’an sebagai rahmat
Di antara bentuk kasih sayang Allah yang paling besar kepada manusia adalah di turunkannya Al-qur’an. Kata rahmah, marhamah, dan rahum mengandung beberapa pengertian, di antaranya di pakai untuk makna kelembutan, empati, memberi maaf, penyayang, kenabian, rezeki, dan lokasi yang subur. Adapun makna etimologi rahmatan lil’alamin artinya memiliki empati dan sikap yang baik terhadap seluruh makhluk di alam semesta. Komunikasi yang mampu menghubungkan apa yang kita maksud dengan apa yang di tangkap oleh orang lainadalah rahmat besar dari Allah terhadap manusia.

2.      As-sunnah
Selain Al-qur’an, kita juga di anugrahi panduan teknis bagaimana melaksanakan panduan umum yang terdapat dalam Al-qur’an. Panduan teknis itulah yang di sebut dengan as-sunnah. Makna pertama adalah makna umum yang mencakup segala bentuk jalan kehidupan, cara, yang baik ataupun buruk. Dalam terminologi muhadditsin As-sunnah sebaagai berikut “sesuatu yang di dapat dari Nabi SAW baik berupa perkataan, persetujuan, dan sifat jasmaniatau perilaku, serta sirah beliau sebelum atau sesudah di utus.
Fungsi Sunnah
Fungsi sunnah adalah sebagai tafsir bagi Al-qur’an, mengungkap rahasia yang di kandungnya, dan menjelaskan kehendak Allah dalam perintah-perintahnya atau larangan-larangannya. Sunnah berdasarkan definisi terminologi dan fungsi sebagai pemandu teknis dan peretas jalan. Rasulullah adalah peretas jalan dan pemandu bagaimana menerapkan nilai-nilai Al-qur’an dalam kehidupan nyata. Dalam konteks komunikasi, rasulullah adalah peretas jalan dan pemandu yang menjadi contoh orang setelahnya untuk menerapkan niali-nilai Al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi yang di bangun oleh Nabi dengan keluarganya, teman dekat, dan dengan seluruh manusia adalah bahan baku yang sangat kaya untuk dikembangkan menjadi kajian ilmu komunikasi dalam islam. Dalam penegasan Al-qur’an dan hadist seperti di atas, maka menjadikan Al-qur’an dan Sunnah sebagai ilmu komunikasi islam bagi kaum muslimin adalah sebuah keharusan. Untuk memahami makna dan kualitas hadist kita juga harus merujuk kepada para pakar di bidang hadist diantara kitab yang paling sering di jadikan dalam bidang hadist yaitu: Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Al-Masa’i, Sunan Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah.

3.      Kitab-kitab para ulama
Selain Al-qur’an dan hadist, ilmu pengetahuan islam secara umum dan ilmu tentang akhlak dan adab secara khusus sangat kaya dengan bahanyang bisa di kembangkan untuk memperkaya bangunan ilmu komunikasi islam. Di antara kitab-kitab yang sangat bermanfaat untuk di jadikan sumber dan referensi adalah: Kitab Ihya Ulumuddin, Minhaj Al-Qashidin, Riyadhus Shalihin, Kitab Afat Al-Lisan Fi Dhau Al-Qur’an Wa As-Sunnah Karya Said Bin Ali Bin Waft Al-Qahthani, Adab Al-Lisan Karya Abu Anas Majid Al-Nabkani.
Kitab-kitab yang penulis di tampilkan di atas adalah sedikit dari sekian banyak kitab yang membahas tentang bahan dasar ilmu komunikasi islam, meskipun sebagian besarnya masih belum fokus kepada komunikasi.

4.         Ilmu Komunikasi ilmu komunikasi pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan pengertian ilmu secara umum. Yang membedakannya adalah pada objek kajiannya, dimana perhatian dan telaah di fokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antarmanusia. Ilmu komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yanag dapat di uji dan di generalisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Pengertian di atas memberikan tiga pokok pikiran utama:
1.      Objek pengamatan yang jadi fokus perhatian dalam komunikasi adalah produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia.
2.      Ilmu komunikasi bertujuan menjelaskan fenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang.
3.      Ilmu komunikasi bersifat ilmiah empiris dalam arti pokok-pokok pikiran dalam ilmu komunikasi (dalam bentuk teori-teori) harus berlaku umum.    
Secara umum ilmu komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang di peroleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan pengaruhnya yang dapat di lakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat di uji dan generalisasikan.   
Ilmu komunikasi dengan karakteristiknya seperti di atas sangat bermanfaat dalam membangun ilmu komunikasi islam. Banyak hal yang bermanfaat yang telah di sumbangkan oleh ilmu komunikasi terutama dalam kajian empiriknya. Karena pertimbangan itu lah, dalam membangun ilmu komunikasi islam kita sangat memerlukan ilmu komunikasi umum.




BAB 3

Beberapa Konsep Dasar Komunikasi Islam

A.    Konsep dasar
Berikut ini beberapa pandangan umum tentang komunikasi islam:
1.      Komunikasi Ada Sejak Manusia Ada
Usia komunikasi berbanding lurus dengan usia manusia. Berdasarkan informasi yang bersumber dari Al-qur’an dan Hadist, di ketahui bahwa Adam adalah manusia pertama yang di ciptakan Allah di muka bumi ini. Perangkat itu adalah lidah dan segala pendukungnya, pendengaran, penglihatan, dan hati. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyatakan bahwa yang di maksud dengan “memulai penciptaan manusia dari tanah”
Setelah perangkat komunikasi berupa lisan, pendengaran, penglihatan, dan fu’ad (hati) semuanya sudah siap dan berfungsi, maka allah SWT mulai berkomunikasi dengan Adam. Komunikasi pertama Allah mengajarkan kepada seluruh asma’(kosa kata).  Lalu setelah itu, Adam memerintahkan oleh Allah untuk mengajarkan kepada para malaikat kosakata yang telah di ajarkan kepadanya. Menurut pendapat ulama katsir bahwa yang di maksud dengan Asma’kullaha adalah pengenalan satu per satu objek yang ada di muka bumi seperti nama anak-anak, nama binatang seperti keledai, unta, dan kuda, langit, bumi, dataran, lautan, bejana, panci sampai tempat untuk menyimpan alat-alat kecantikan.
Alqur’an menceritakan kepada pembacanya tentang bisikan iblis kepada Adam dan Hawa. Dengan tipu dayanya, iblis mampu masuk ke dalam fikiran Adam dan Hawa lewat pintu keabadian. Iblis lalu mengatakan kepada Adam dan Hawa bahwa larangan Allah mendekati pohon “al-khuld” itu maksudnya adalah agar Adam dan Hawa tidak abadi di surga.
2.      Komunikasi Terkait Dengan Pandangan Islam Terhadap Manusia
Dalam pandangan islam, manusia adalah makhluk Allah, sebagai diri sendiri, sebagai makhluk yang hidup dengan sesama, dan sebagai makhluk yang hidup di alam semesta.
a.       Sebagai makhluk hidup Allah, manusia memiliki ketergantungan dengan penciptaanya, harus mengabdi dan melaksanakan segala perintahnya. Dengan adanya saluran komunikasi dengan pencipta ini manusia bisa meminta, mengadu, dan menyalurkan segala rasa dan keinginan.
b.      Sebagai diri (nafs), makhluk adalah yang memiliki dua dimensi, baik dan jahat, dan mereka bergulat dengan kekuatan ini. Dalam pergulatannya itu, kadang-kadang dimenangkan oleh bisikan jahat. Dalam menjalani kehidupannya, manusia banyak sekali menghabiskan waktu untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
c.       Sebagai makhluk sosial manusia tidak mungkin hidup menyendiri dan memisahkan dari komunitasnya. Aspek inilah yang menjadi bidang garap terluas ilmu komunikasi secara umum.
d.      Manusia tidak bisa mngelak untuk berinteraksi dengan makhluk selain manusia yang ada di muka bumi. Dalam pandangan islam, seluruh makhluk hidup itu memiliki kesamaan, yaitu sebagai makhluk Allah yang diciptakan dengan sistem yang sama dengan manusia, dan mendapatkan perhatian sama dengan manusia.
3.      Komunikasi Adalah Kebutuhan Dasar Manusia
Dalam bukunya Motivation and personality , Maslow mengatakan bahwa manusia memiliki 5 kebutuhan yang berjenjang. Lima jenjang kebutuhan pokok manusia menurut beliau sebagai berikut:
a.       Kebutuhan mempertahankan hidup (physiological needs)
b.      Kebutuhan rasa aman (safety needs)
c.       Kebutuhan sosial (social needs)
d.      Kebutuhan akan penghargaan/prestise (estem needs)
e.       Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (self actualization)
Dharuriyat adalah hal-hal yang mendasar yang harus ada pada setiap manusia yang membuat hidup ini bisa berlangsung, baik menyangkut kemaslahatan dunia ataupun agama. Apabila salah satu unsur dharuriyyat hilang, maka sistem kehidupan ini akan rusak, kehidupan tidak berlangsung dengan baik, dan kekacauan serta kerusakan akan meluas. Hal-hal yang masuk kategori dharuriyyat ada lima, yaitu: kebutuhan akan hidup beragama, kebutuhan untuk menjaga diri, kebutuhan utnuk menjaga keturunan, kebutuhan utnuk menjaga akal, dan kebutuhan menjaga terhadap harta.
Hajiyyat adalah kebutuhan manusia agar hidup lebih mudah, lebih lapang dada, sesuai dengan kebutuhan standar, tidak membuat seseorang menjadi susah tetapi tidak termasuk kategori mewah. Adapun tahsiniyat atau takmili adalah kebutuhan yang terkait dengan kenyamanan seperti makan dengan kualitas yang baik, minuman yang lezat, tinggal di perumahan yang mewah, kamar yang luas, ruang yang lega, dan semisalnya.
4. Komunikasi Adalah Wujud Dari Kasih Sayang Allah Terhadap Manusia
Seluruh bentuk kebaikan dan segala hal yang bermanfaat untuk manusia di dunia ini ataupun nanti di akhirat masuk dalam kategori rahmat. Rahmat adalah lawan kata dari mudarat dengan segala jenis bentuknya dan merupakan salah satu sifat Allah yang paling menonjol. Di antara bentuk rahmat dan wujud kasih sayang Allah kepada seluruh manusia adalah kemampuan berkomunikasi dengan sesama dengan berbagai macam bahasa, dengan komunikasi manusia mampu menjalin kasih.
Allah menyebut komunikasi dengan istilah “bayan” yang artinya kemampuan menyampaikan sesuatu dengan jelas. Mungkin kita sulit untuk membayangkan bahwa komunikasi adalah rahmat yang besar dari allah, tapi saat kita sedang sariawan, apalagi melihat orang yang menderita penyakit yang lebih berat, seperti stroke, tidak bisa mengucapkan kata-kata yang di inginkan. Sadar bahwa komunikasi adalah rahmat seharusnya menuntun kita untuk memanfaatkan nikmat yang disediakan oleh allah ini untuk hal-hal yang di sukai oleh-Nya bukan untuk membuat-Nya murka.
Tobat adalah salah satu bentuk komunikasi yang khas dalam komunikasi islam, yaitu komunikasi antara makhluk dengan khaliknya. Manusia sangat membutuhkan komunikasi ini. Di saat manusia melakukan kesalahan, hatinya akan gelisah dan tidak akan merasakan ketenangan hidup. Agar perasaan bersalah itu hilang, maka allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat.
5. Komunikasi Bertujuan Untuk Saling Mengenal Antarmanusia Buat Mewujudkan Semangat Takwa
Manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam latar belakang, baik bahasa, suku, bangsa, dan agama. Maksud dari keragaman itu adalah manusia saling ta’aruf atau salng mngenal. Menurut ajaran islam, ta’aruf tidak sekedar untuk menghubungkan antar manusia, baik yang memiliki hubungan nasab atau tidak, tetapi juga bertujuan untuk menebarkan nilai positif kepada setiap orang yang berkenalan dengan kita.
Kebutuhan manusia untuk berkomunikasi dengan sesama terwujud dalam berbagai aktivitas. Di antara yang sangat di anjurkan oleh islam adalah menggencarkan silaturahmi. Berdasarkan prinsip ini, maka menjadi kewajiban media islam baik cetak maupun elektronik untuk memproduksi siaran atau berita yang menggesa pemirsa atau pembacanya untuk mencintai nilai-nilai ketakwaan.
6.      Komunikasi bertujuan untuk menebar semangat silm (kedamaian dan kenyamanan)
Di antara bukti menyatunya prinsip slim dalam komunikasi adalah celaan Allah SWT terhadap setiap orang yang suka mengumpat atau mencela baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan. Meskipun para ulam Tafsir berbeda dalam menafsirkan kata humazah dan lumazah, tetapi secara umum, makna kedua ini adalah menghina dan merendahkan orang lain dengan kata ataupun perbuatan.
Semangat silm inilah yang bisa mengantarkan islam mampu merealisasikan cita-citanya untuk menjadi rahmatan lil alamin. Adapun saling merendahkan, memfitnah orang, melakukan adu domba serta berbagai perbuatan negatif lainnya tidak sejalan dengan semangat dasar komunikasi islam.
7.      Komunikasi adalah paket
Dalam ajaran islam, pesan yang di ucapkan oleh lisan atau yang di goreskan oleh pena atau yang di isyaratkan oleh anggota tubuh merupakan terjemahan dari keinginan hati. Lisan atau goresan pena atau gerak tubuh adalah juru bicara dari hati. Hati yang berkehendak diungkapkan oleh lisan dan dilakukan oleh anggota tubuh. Karena sumber pesan adalah hati dan hati merupakan sumber kehendak, maka pesan yang di keluarkan oleh lisan atau tulisan adalah terjemahan dari kehendak hati. Hati yang baik akan memproduksi pesan-pesan yang indah dan menyejukkan, sedangkan hati yang busuk akan menebarkan aroma tidak sedap kepada orang yang menerimanya ataupun orang lain yang terkait dengannya.
8.      Komunikasi Memiliki Efek Dunia Akhirat
Komunikasi antar mamnusia merupakan aktivitas menyampaikan dan menerima pesan dari orang lain. Di samping itu, komunikasi juga bertujuan untuk saling mengenal, mengetahui, berhubungan, bermain, saling membantu, berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan masalah, meyakinkan, menghibur menciptakan rasa persatuan. Karena muara komunikasi semua tujuan komunikasi adalah pertukaran pesan dan saling memengaruhi, maka membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang sehat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari islam. Karena besarnya pengaruh komunikasi di atas, maka kita perlu berfikir sebelum berkomunikasi, apakah membawa dampak positif atau negatif terhadap diri kita dan orang lain.




BAB 4

Istilah-istilah komunikasi dalam Al-qur’an dan Hadist


A.    Jenis Pesan
Pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang di sampaikan oleh komunikator. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan di artikan sebagai amanat yang di sampaikan lewat orang lain, perintah atau nasihat yang tidak langsung atau melalui perantara. Berdasarkan definisi di atas, maka pesan terbagi menjadu 2: pesan verbal, dan pesan nonverbal. Simbol bahasa verbal adalah kata, baik yang terucap maupun yang tertulis. Pesan non verbal adalah pesan nonlinguistik yang di isyaratkan oleh anggota tubuh untuk menunjukkan sikap dan penampilan.

1.      Pesan Verbal
Untuk pesan verbal paling sedikit ada tiga istilah dalam Al-qur’an. Tiga istilah itu lafadz, qaul, dan kalimat  
a.       Lafadz
Lafadz adalah, kalimat bunyi yang kita keluarkan dari mulut ibaratkan bunyi atau simbol yang kita lemparkan dari mulut kita. Bunyi yang terlempar keluar dan bisa di pahami melahirkan kata. Karena itu ayat di atas menyebutkan bahwa lafadz  yang berbentuk “qaul” atau kata yang keluar dari lisan manusia yang bisa di pahami adalah objek yang akan menjadi catatan para malaikat. Lafadz juga di pahami sebagai pesan paling sederhana yang keluar dari lisan seseorang yang dapat dipahami maknanya.
b.      Qaul
Dalam bahasa indonesia “qaul” di artikan kata. Kata “qaul” di sebutkan 1.722 kali dalam Al-qur’an, 529 kali dalam bentuk qola, 92 kali dalam bentuk qaulun, 332 kali dalam bentuk “qul”, 13 kali dalam bentuk qulu, 49 kali dalam bentuk qila, 52 kali dalam bentuk al-qaul, 12 kali dalam bentuk qauluhum dan bentuk-bentuk lainnya. Selain mengandung makna, qaul adalah ucapan yang di ucapkan oleh pembicara karena keinginan darinya.
Qaul yang di maksud di sini adalah kata yang mengandung makna dan keluar dari lisan atas dasar kesengajaan dan kesadaran penuh dari orang yang mengucapkan. Qaul adalah jenis pesan verbal yang sama dengan lafadz atau lebih lengkap dan luas penggunaannya dibandingkan lafadz. Dengan kata lain, lafadz adalah bagian dari qaul.
1)      Qaul dalam Al-qur’an
Dalam Al-qur’an di temukan cukup banyak ayat yang menggunakan istilah qaul. Secara umum, qaul yang terdapat dalam Al-qur’an bermakna kalimat dan digandeng dengan sifat tertentu.
Berikut ini beberapa qaul yang di sebutkan dalam Al-qur’an:
a.       Qaulan Ma’rufan
Ma’ruf adalah kebaikan dunia akhirat. Yang di maksud dengan qaulan ma’rufan adalah mengucapkan bahasa sindiran yang tidak menyakiti perempuan yang masih dalam suasana duka bahwa dia akan meminang perempuan itu setelah selesai masa iddahnya. Berkata ma’ruf di sini artinya mengatakan kepada mereka perkataan bijak agar mereka mengerti kenapa harta itu tidak di serahkan langsung kepada mereka tanpa menyinggung perasaan mereka.
b.      Qaulan Kariman
Qaulan kariman secara bahasa berarti perkataan yang mulia dan berharga. Al-Alusi mengatakan bahwa qaulan kariman adalah perkataan yang indah dan tidak bengis. Seperti bagaimana memanggil ibu dan bapak dengan panggilan yang paling mereka sukai. Intinya, qaulan kariman adalah ungkapan yang indah dan penuh dengan adab sehingga orang yang di ajak bicara merasa bahagia, di hormati, dan di mulyakan. Dengan qaulan kariman orang yang berbicara juga menjadi mulia dan berharga, tidak hina dan murahan.
c.       Qaulan Maysuran
Menurut bahasa qaulan maysuran artinya adalah perkataan yang mudah. Maysur  adalah isim maf’ul dari yusr yang artinya mudah. Jika kita kita mampu memberikan sesuatu kepada kaum kerabat, maka ucapkan perkataan yang mudah, mujahid, ikrimah, dan beberapa ulama tafsir lainnya mengatakan qaulan maysuran artinya menjanjikan bantuan kepada mereka. Saya memahami nahwa qaulan maysuran artinya perkataan yang menyenangkan, memberikan harapan kepada orang dan tidak menutup peluang mereka untuk mendapatkan kebaikan dari mereka.
d.      Qaulan Balighan
Ungkapan qaulan balighan secara bahasa berarti perkataan yang sampai kepada maksud, berpengaruh dan berbekas pada jiwa. Ayat ini terkait dengan orang-orang munafik yang telah banyak berkreasi dalam melakukan kejahatan. Ciri utama mereka adalah banyak dusta, suka ingkar janji, tidak amanah dalam menjalankan tugas, sholatnya malas-malasan, lain di lidah lain di hati. Orang yang seperti ini punya cara tersendiri untuk berkomunikasi dengan mereka.
Jika kata-kata yang di pilih merasuk ke dalam sanubari mereka di tambah dengan cara yang lemah lembut dan tidak menegur mereka di depan publik, perpaduan dua metode itu sangat membantu komunikator untuk mengubah cara pandang dan sikap komunikasi.
e.       Qaulan Layyinan
Ungkapan qaulan layyinan secara bahasa berarti ungkapan yang lemah lembut. Berdasarkan pendapat para ulama adalah qaulan layyinan komunikasi dengan orang lain dengan cara yang lunak, tidak memvonis, mengingatkan tentang sesuatu yang di sepakati seperti kematian, dan memanggilnya dengan panggilan yang dia sukai. Qaulan layyinan akan membuat hati yang keras bisa tadzakkur.
Qaulan layyinan berdasarkan data di atas merupakan strategi menaklukan hati yang keras dengan perkataan yang lemah lembut.
f.       Qaulan Sadidan
Ungkapan qaulan sadidan menurut bahasa berarti perkataan yang benar. Qaulan sadidan adalah menuntun orang yang sedang menanti ajal untuk bertobat, mengucapkan kalimat syahadat, berbaik sangka pada Allah, menuntunnya untuk tidak berwasiat lebih dari sepertiga hartanya. Kata qaulan sadidan secara umum bermakna perkataan yang tepat dengan kondisi yang ada, seperti menembakkan anak panah ke sasaran yang di tuju. Menceritakan atau mengabarkan penyakit yang di derita oleh seorang pasien di rumah sakit, bahkan menceritakan kepadanya tentang penyakit yang dia derita, meskipun pernyataan itu benar tetapi dalam kondisi seperti itu tidak “sadidan”(tidak tepat).
g.      Qaulan tsaqilan
Ungkapan qaulan tsaqilan secara bahasa berarti perkataan yang berat. Secara umum qaulan tsaqilan adalah Al-qur’an, karena di dalamnya terkandung tugas-tugas berat bagi orang yang mukallaf (mendapatkan tugas). Qaulan tsaqilan dalam konteks komunikasi adalah kata-kata yang berbobot dan penuh makna, memiliki nilai yang mendalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan bertahan lama.
h.      Qaulan Adziman
Secara bahasa qaulan adziman artinya perkataan yang besar. Kata-kata yang besar maksudnya di sini besar kekejiannya, besar kelancangannya, besar kedustaannya, dan jauh keluarnya dari hal yang sebenarnya. Dalam komunikasi, mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasar dan membuat rusak keyakinan seseorang atau bahkan masyarakat adalah termasuk perkataan yang besar. Qaulan adziman menimbulkan dampak kerusakan yang besar buat orang yang mengucapkannya dan bagi orang yang menerima dan mengonsumsinya.
i.        Ahsanu Qaulan
Ungkapan ahsanu qaulan secara bahasa berarti perkataan yang paling baik. Perkataan itu adalah seruan untuk beriman kepada Allah, beramal shaleh, dan menyatakan diri sebagai seorang yang tunduk dengan aturan Allah SWT. dan kata-kata yang paling berbobot menurut Al-qur’an adalah kata untuk mengajak orang mengesakan Allah dan memotivasi orang untuk beramal shaleh.
Orang yang terbiasa mengucapkan kata-kata terbaik dan mendengarkan kata-kata terbaik berpotensi menjadi manusia yang berkualitas baik. Sebaliknya, orang-orang yang setiap saatnya mengeluarkan kata-kata yang buruk dan mendengarkan kata-kata yang buruk dan berpotensi melakukan hal-hal yang buruk. Sembilan sifat yang di gandeng oleh Allah dengan qaul, yaitu, ma’rufan, kariman, maysuran, balighan, layyinan, sadidan, tsaqilan, adziman, dan ahsan mengisyaratkan bahwa pesan yang di ungkapkan lewat simbol kata memiliki kekuatan dahsyat pada diri komunikasi dan memiliki efek psikologis bagi mereka.

B.     Kalimat
Kalimat dalam bahasa arab adalah senyawa dari dua unsur, yaitu lafadz dan ifadah. Lafadz sudah di sebutkan maknanya dalam kajian sebelumnya, sedangkan ifadah artinya mengandung makna, jadi kalimat adalh susunan lafadz yang mengandung makna yang sempurna. Kalimat lebih luas cangkupannya daripada qaul. Qaul adalah lafadz yang keluar dari lisan, baik di tulis, di baca, di dengar atau di ucapkan. Kalam atau kalimat juga harus mengandung makna yang sempurna, sedangkan qaul tidak harus sempurna.
Kalimat dalam Al-qur’an
Kata”kalimat” dalam Alqur’an tidak berdiri sendiri, tetapi di gandeng dengan kata yang lain. Setidaknya ada tujuh tempat yang menyebutkan kata “kalimat” yang sudah di sandingkan dengan kata lainnya.
a.       Kalimatullah
Kalimatullah artinya adalah kalimat Allah. Istilah ini di temukan dalam Al-qur’an surah At-taubah (9) ayat 40. Yang dimaksud dengan kalimatullah adalah agama Allah, hukum Allah, syariat Allah, dan segala hal yang bersumber dari Allah baik perintah maupun larangan. Al-qur’an menyatakan bahwa kalimatullah itu tinggi dan Ibnu Abbas mengatakan bahwa kalimatullah artinya kalimat tauhid, la ilaha illAllah. Ketinggian dari Kalimatullah terletak pada sidq dan adilnya. Sidq artinya kebenaran yang tidak memerlukan penambahan ataupun pengurangan. Di antara ciri kalimat yang berkualitas tinggi adalah tidak bisa di bantah kebenarannya (sidq) dan tidak pandang bulu dalam menyampaikan kebenaran (adlan).
b.      Kalimat alladzina kafaru
Makna kalimat alladzina kafaru adalah kalimat orang yang mengingkari kebenaran. Ibnu abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan alladzina kafaru adalah syirik dan segala sesuatu yang bertentangan dengan kalimatullah. Jika ada kalimat atau kata-kata hikmah yang berkualitas yang bersumber dari orang-orang yang tidak beriman, maka islam secara objektif mengakui bahwa kata-kata hikmah itu adalah mutiara mukmin yang hilang.
c.       Kalimatun sawa’  
Kalimatun sawa’secara bahasa artinya adalah kalimat yang sama. Imam Thabrani mengatakan bahwa kalimatun sawa’adalah kalimat yang adil. Kalimat yang adil artinya adalah kalimat yang berdiri di tengah dan di sepakati oleh kalangan intelektual yang objektif dari hasil penelitian yang akurat tentang sesuatu. Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita sangat memerlukan isu sentral yang merupakan titik temu dari semua pihak. Di antara contoh kalimatun sawa’adalah tentang keesaan sang pencipta dan larangan menyekutukan Allah dengan sesuatu. Kalimatun sawa’ adalah upaya untuk mencari titik temu sebanyak-banyaknya, karena persamaan jauh lebih banyak dari perbedaan.
d.      Kalimat al-kufr
Secara bahasa, kalimat al-kufr artinya yang mengandung makna pengingkaran terhadap kebenaran, atau mengandung unsur pelecehan terhadap nilai-nilai kebenaran dan orang-orang yang membawa nilai kebenaran. Kalimat berbeda dengan kalimatulladzina kafaru, karena kalimat al-kufr mungkin saja di ucapkan oleh orang yang mengaku bahwa dirinya beriman dan tidak mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung pengingkaran. Di antara contoh kalimat al-kufr juga adalah penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa beliau itu orang yang hina, padahal beliau di mulyakan oleh Allah SWT.
e.       Kalimat at-taqwa
Menurut bahasa kalimat taqwa artinya kalimat yang berfungsi melindungi. Kalimat ini berfungsi untuk melindungi orang yang mengucapkannya dari perbuatan syirik. Kalimat ini juga berfungsi untuk melindungi orang dari kehidupan hina di dunia dan azab di akhirat. Jadi, fungsi kalimat taqwa adalah melindungi orang dari hal-hal yang membahayakan dirinya. Kalimat yang paling baik untuk untuk menyelamatkan diri manusia adalah la ilaha illAllah, dan kalimat yang membahayakan seseorang adalah syirik. Selain itu seluruh kalimat yang tidak baik akan merendahkan martabat orang tersebut.
f.       Kalimat al-thayyibah
Secara bahasa kalimat thayyibah berasal dari kata thaba yang artinya enak, bersih, dan tumbuh. Kalimat ini berfungsi untuk memotivasi orang melakukan kebaikan dan mencegah mereka melakukan kerusakan. Kalimat yang baik ini secara substansi memiliki kekuatan, sulit untuk di bantah dan dipatahkan, akarnya menghunjam ke dalam hati. Orang yang mendengarkannya akan merasakan buahnya. Selain kukuh dan menghunjam kedalam jiwa, kalimat thayyibah juga enak di dengar, tidak kotor, produktif dan menumbuhkan semangat orang yang mendengarkannya untuk melakukan apa yang dia dengar atau baca.
g.      Kalimat al-habitsah
Secara bahasa kalimat al-habitsah artinya kalimat yang buruk, jelek, hina, rusak, dan rendah. Termasuk dalam kalimat yang buruk ialah kalimat kufur, syirik, segala perkataan yang tidak benar dan perbuatan yang tidak baik. Kalimat ini secara substansi tidak kuat, gampang tercerabut dari keyakinan. Orang yang dalam hidupnya banyak menerima kalimat-kalimat yang buruk tidak punya prinsip hidup yang kukuh dan gampang terombang ambing.

2.      Pesan Nonverbal
Selain membahas tentang bahasa atau pesan verbal, Al-qur’an juga kaya dengan informasi tentang bahasa nonverbal. Di antara yang di bahas oleh Al-qur’an adalah makna isyarat mata, wajah, tangan, kaki, gerakan tubuh, bibir, kepala, dan seterusnya. Bahkan bisa di katakan bahwa isyarat tentang pesan nonverbal dalam Al-qur’an meliputi isyarat dari ujung kepala sampai ujung kaki. Buku ini telah membahas secara mendetail pesan nonverbal dalam Al-qur’an.

C.    Kekuatan pesan
Pesan yang di kirim oleh seseorang memiliki pengaruh yang berbeda antara satu dengan yang lain, baik di pengaruh positif maupun negatif. Ada pesan yang memiliki kekuatan yang berdampak luas, dan ada pesan yang biasa saja, tidak pendengar atau pembacanya seperti angin lalu saja. Di antara jenis pesan dalam Al qu’ran yang memiliki pengaruh luas adalah pesan yang di sebut dengan istilah naba’, apakah berita itu benar atau salah. Adapu pesan yang mengandung pengaruh biasa saja, mengandung kemungkinan benar atau dusta, salah atau benar, yang kedua- duanya memungkinkan di sebut dengan khabar.
1.      Naba’
a.       Kata Naba’dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an di temukan beberapa ayat yang menggunakan kata naba’. Di antaranya terdapat surah an Naba’ (79) ayat 2. Al-naba’ dalam ayat ini menggunakan alif lam ma’rifah (alif lam yang berfungsi mendefinisikan suatu kata) dan di beri kata sifat al-adzim. Al-naba’dalam ayat ini artinya adalah berita, tetapi bukan sekedar berita, ia adalah berita besar. Orang yang menyimak ayat demi ayat berikutnya akan mengetahui bahkan merasakan bahwa berita yang di sebut dalam surah ini adalah berita besar, yaitu tentang hari kiamat.
Kalau isu seperti itu saja menghebohkan ...seharusnya berita tentang kiamat bersumber dari yang menciptakan alam dan yang akan membuatnya hancur luluh seharusnya membuat orang sibuk untuk mempersiapkan diri melakukan hal-hal yang seharusnya di persiapkan. Yang di maksud dengan naba’ dalam ayat ini adalah berita yang di bawa oleh para rosul tentang hari kiamat. Artinya, apapun yang di beritakan tentang hari kiamat adalah pasti, tidak simpang siur.
b.      Naba’dan Urgensi Pesan
Menurut penulis kitab Taj al-Arus, kata naba’ dan khabar memiliki arti sama. Tetapi sebagian yang lain mengatakan bahwa dua kata ini memiliki makna yang berbeda. Al-Manawi umpamanya mengatakan bahwa naba’ artinya khabar yang memiliki manfaat yang besar yang bisa menghasilkan kualitas berita sampai derajat ilmu. Naba’juga bukan sekedar berita, tetapi berita penting yang kaan mendapatkan perhatian luas dari masyarakat. Berdasarkan kumpulan dari ayat-ayat dan merujuk kepada pendapat pakar bahasa di atas, penulis berkesimpulan bahwa an-naba’ secara umum berarti berita yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi atau paling tidak memiliki tingkat kebenaran lebih besar, penting, dan berdampak luas bagi pendengar atau pembacanya.
Naba’ adalah jenis berita yang berpengaruh luas. Selain itu, Naba’ juga menyiratkan makna bahwa berita yang di sebut dengan Naba’ adalah berita dari sumber utama kepada orang yang belum tahu tentang informasi tersebut. Jadi naba’adalah isu-isu besar yang berimplikasi luas di tengah masyarakat. Agar tidak menimbulkan gejolak, berita yang masuk dalam kategori naba’ harus betul-betul akurat.

2.      Khabar
Khabar  dalam bahasa indonesia diterjemahkan dengan kabar atau berita. Khabar di satu sisi memiliki makna yang sama dengan naba’, tapi di tempat yang lain khabar berbeda dengan naba’. Khabar adalah berita yang di pindahkan dari orang lain dan bisa juga bersumber dari diri sendiri dan mengandung dua kemungkinan, benar atau salah. Meskipun naba’ juga bisa mengandung benar atau salah, tetapi isi pesannya secara umum mengandung perhatian yang luas dan berdampak luas, sedangkan khabar thidak selalu seperti itu.
Berbeda dengan kabar atau berita dari manusia, kemungkinan benar dan salahnya adalah sama. Faktor pemahaman atau faktor hati. Seseorang yang mendengarkan berita dari orang lain tidak selamanya mendengarkan semua yang diinformasikan, atau kalau mendengar, tidak semuanya memahami apa yang di dengarkan. Mungkin ada faktor ketiga, meskipun dia mendengar dengan baik dan memahami dengan baikapa yang dia dengar, tetapi ada tujuan atau kepentingan tertentu, apa yang dia dengar dan pahami bisa dia selewengkan.

3.      Hadis
Kata hadis menurut kamus bahasa arab berarti berita atau baru. Kalau merujuk kepada kamus bahasa arab, maka kata hadis menunjukkan makna berita (hadis) yang bersumber dari Allah dan tidak di ragukan kebenarannya dan selalu up to date, tidak pernah basi karena masa. Bagitu juga dari Rasulullah, jika semua isyarat kesahihan hadis terpenuhi, maka berita Rasulullah juga tidak di ragukan kebenarannya dan akan selalu up to date. Tetapi berita dari manusia kadang-kadang sia-sia, karena itu manusia di minta menghindari berita atau informasi yang sia-sia.
Perbedaan lain, kalau khabar biasanya bersumber dari orang lain, maka hadis adalah berita baru yang biasanya bersumber dari orang yang membawa berita. Tetapi setelah itu dua kata ini seolah-olah tidak bisa di pisahkan lagi pemakaiannya. Tentunya berita baru dan berasal dari sumber pertama memiliki kekuatan di bandingkan berita itu sudah basi dan berasal dari mata rantai sumber yang sudah memanjang.
Shidq dan Kadzib  
Istilah yang tidak bisa di pisahkan dari naba’, khabar, dan hadis adalah sidq (benar atau jujur) dan kadzib (dusta). Sidq dan kadzib bisa terjadi pada ketiga-tiga jenis pesan di atas. Hanya berita dari Allah dan Rasulnya saja yang tidak di ragukan kebenarannya. Adapun sumber berita dari yang lain tetap tunduk kepada kaidah benar dan dusta.
Sidq
Sidq artinya perkataan yang di terima. Sebab perkataannya di terima adalah karena antara pernyataan yang di keluarkan dengan realitasnya sama. Dalam istilah lain pernyataannya benar.
Kadzib
Kadzib artinya adalah lawan dari sidq, yaitu berita yang berasal dari sumber tetapi tidak sesuai dengan pernyataan yang membuat orang yang mendengarkannya bisa mempercayainya meskipun kenyataannya adalah salah.

D.    Metode menyampaikan pesan
1.      Hiwar
Perbedaan pendapat di antara manusia memiliki sejarah panjang. Secara umum manusia sejak di lahirkan sudah berbeda dengan lainnya, baik warna, kulit, lidah, tabiat, kemampuan memahami, tingkat intelektualitas. Perbedaan manusia tidak hanya dari aspek fisik, tapi juga perbedaan agama, pendapat, cara panjang, orientasi, dan tujuan hidup. Meskipun memiliki potensi perbedaan yang tinggi, tapi Allah memberikan panduan kepada manusia untuk mencari kata mufakat.
Hiwar menurut bahasa artinya pembicaraan yang berlangsung di antara dua orang atau lebih. Dan juga berarti bertukar pikiran dan saling mengoreksi dalam pembicaraan. Adapun hiwar menurut istilah umum adalah diskusi yang berlangsung antara dua pihak atau lebih dengan tujuan untuk meluruskan pandangan, menampilkan hujah, memetapkan kebenaran, menghilangkan subhat, dan mengembalikan orang yang salah pemahamannya kepada kebenaran.
Inti dari hiwar adalah saling membantu di antara para pihak untuk mencari hakikat kebenaran. Tujuan lain adalah untuk mencari solusi tengah yang bisa memuaskan semua pihak, dan mengenal cara pandang orang lain tehadap masalah, dan memperkaya informasi tentang suatu masalah meskipun terjadi perbedaan yang sangat panjang.
2.      Jidal
Jidal menurut bahasa berarti memintal benang. Kata ini memberi inspirasi bahwa jidal adalah upaya untuk merajut pendapat-pendapat yang berseberangan seperti merajut benang-benang yang kusut. Dalan jidal masing-masing pihak berusaha untuk meyakinkan dan mengalahkan lawannya dengan kata-kata telak dan kadang-kadang bercampur dengan suasana panas. Dalam bahasa Indonesia, jidal lebih dekat di artikan dengan debat. Adapun jidal yang di perintahkan oleh Allah adalah jidal yang bertujuan untuk mengalahkan lawan bukan karena hawa nafsu, tetapi untuk memenangkan pandangan yang benar. Meskipun pandangan yang akan di paparkan adalah benar, Allah hanya membolehkan jidal dengan cara yang baik. Jidal adalah salah satu metode dalam komunikasi untuk mempertahankan pendapat atau membuat pendapat yang kita yakini kebenarannya unggul dibandingkan pendapat lainnya.
3.      Bayan
Kata bayan dalam berbagai jenisnya di sebutkan banyak sekali dalam Al-qur’an. Secara bahasa bayan artinya adalah jelas atau terang. Adapun menurut istilah bayan berarti menjelaskan tujuan dengan pilihan kata yang paling tepat. Dalam Al-qur’an di sebutkan bahwa kemampuan untuk menjelaskan maksud hati kepada orang lain sehingga orang menjadi paham apa yang kita maksudkan adalah di antara rahmat terbesar yang di anugrahkan Allah kepada manusia. Di antara fungsi utama komunikasi adalah untuk menjelaskan sesuatu sehingga apa yang di maksudkan oleh pembicara di pahami secara jelas oleh yang mendengar.
4.      Tadzkir
Tadzkir berasal dari kata dzakara yang berarti mengingat. Ketika bangun katanya menjadi dzakkara-tadzkir artinya berubah menjadi mengingatkan atau memberikan peringatan. Kata tadzkir dan tadzakkur dalam berbagai bentuknya di sebutkan di beberapa tempat dalam A-qur’an, di antaranya terdapat dalam surah Al-An’am Ayat 70, Al-Rad Ayat 19, Ibrahim Ayat 5, Thaha Ayat 44, Fathir Ayat 37, Az-Zumar Ayat 9, Ghafir Ayat 13, Al-Dzariyat Ayat 49, Al-Nazi’at Ayat 35, Al-A’la Ayat 9 Dan 10, Al-Ghasiyah Ayat 21, Dan Al-Fajr Ayat 23, selain itu, kata yang paling banyak di temukan adalah kata dzikr.
Berdasarkan data-data yang di kumpulkan dari Al-qur’an di atas, maka tadzkir adalah salah satu metode dalam komunikasi yang sangat bermanfaat untuk memberikan peringatan dini kepada manusia agar tidak lupa dengan tujuan yang sebenarnya.
5.      Tabligh
Dasar kata tablig adalah balagha. Kata ini secara umum berarti selesai, berakhir atau sampai, yang bisa di gunakan untuk tempat, masa, atau sesuatu yang abstrak. Ketika bentuk kata balagha menjadi ballagha artinya berubah menjadi “penyampaian”. Dan, saat kata ini di hubungkan dengan maksud atau tujuan, maka “ballagha” berarti upaya dari seorang pembicara atau pemberi isyarat untuk menyampaikan pesan atau maksud kepada pendengar atau orang yang di ajak berkomunikasi. Di antara tujuan komunikasi adalah menyampaikan maksud atau keinginan kepada orang lain sehingga maksud dan keinginan kita sampai dan di pahami sesuai dengan apa yang kita maksudkan.
Upaya untuk menyampaikan informasi secara utuh dari sumber kepada penerima tanpa mereduksi redaksi atau muatannya menjadikannya Rasulullah menyandang gelar muballigh (penyampai pesan) yang amin (jujur dan tidak berbohong ). Selain pesan sampai secara baik kepada penerima, kata balagha juga mengandung makna sampai dengan mengesankan.  Makna ini bisa di temukan saat pembahasan tentang qoulan balighan.
6.      Tabsyir
Tabsyir berasal dari kata busyra dan bisyarah yang artinya adalah bahagia dan gembira menyampaikan kabar gembira dan bahagia. Busyra (kabar gembira) pada dasarnya merupakan pesan khusus buat orang yang sukses atau sedang menelusuri jalan-jalan kesuksesan. Di antara bentuk kebahagian yang akan di dapatkan orang yang selalu menjaga keimanan dan ketaqwaan di dunia adalah mendapatkan keharuman nama dan kecintaan orang, memiliki visi dan misi yang benar, mendapatkan bimbingan dan kemudahan dalam melakukan kebaikan dan terhindar ari perbuatan yang jahat.
Tujuan busyra adalah memberikan motivasi kepada orang-orang yang baik agar bertahan dalam kebaikan atau semakin bersemangat meningkatkan kualitas kebaikannya. Selain di tujukan kepada orang yang telah meraih kesuksesan atau yang sedang meniti kesuksesan, busyra dalam Al-qur’an juga di gunakan buat orang-orang yang gagal. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan mental orang-orang yang sombong dan acuh agar mereka berfikir ulang dengan sikap mereka atau menambah pedih perasaan orang yang mendapat azab di akhirat. Busyra jenis ini juga bertujuan agar di ambil pelajaran untu menjadi bahan evaluasi buat orang yang melakukannya atau orang yang datang setelahnya.
7.      Indzar  
Manusia di taqdirkan memiliki potensi cinta dunia dan cenderung lalai mempersiapkan masa depan akhirat. Selain itu, manusia juga memiliki potensi fujur (berbuat jahat). Untuk mengantisipasi kecenderungan itu di perlukan metode penyampaian pesan yang membuat manusia takut untuk terjebak dengan kecintaan semu terhadap dunia dan tergoda melakukan perbuatan-perbuatan jahat.
Salah satu metode untuk menumbuhkan rasa takut ke dalam hati manusia adalah indzar. Indzar secara bahasa berarti menyampaikan pesan dengan cara mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa takut dan kehati-hatian, baik untuk diri komunikator maupun komunikan. Indzar selalu terkait dengan mengingatkan orang untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan mereka di masa depannya, baik di dunia maupun akhirat. Metode yang sering di pakai oleh Al-qur’an untuk menyampaikan indzar di antaranya adalah dengan menampilkan kisah umat sebelum Nabi Muhammad yang di binasakan oleh Allah akibat keingkaran mereka terhadap perintah Allah. Tujuannya untuk mengingatkan manusia agar tidak mengulangi perbuatan generasi terdahulu agar mereka tidak mengalami seperti apa yang telah mereka alami.
8.      Ta’aruf
Ta’aruf secara bahasa berasal dari kata ‘arafa yang berarti tau atau kenal. Tahu dan kenal di sini artinya mengetahui dan mengenal sesuatu dengan tanda-tanda yang membuatnya bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Saling mengenal adalah salah satu tuntunan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Tanpa saling mengenal, maka manusia akan kesulitan bahkan tidak mampu mewujudkan jati dirinya selaku makhluk sosial. Dalam kehidupan manusia, saling mengenal atau ta’aruf memerlukan waktu yang panjang. Pada waktu lahir manusia tidak mengenal seorang pun makhluk di sekitarnya, padahal dia sangat membutuhkan orang lain. Tetapi Allah, yang maha kasih menitipkan rasa kasih ke dalam hati sang ibu, bapak, dan orang-orang di sekitarnya, sehingga semua orang senang dengan bayi dan memperlakukannya dengan istimewa.
9.      Tawashi
Tawashi berasal dari kata wasiat yang secara bahasa artinya bersambung. Maksud dari mewasiatkan disini adalah menyambungkan dirinya yang akan meninggal dengan orang yang masih hidup, baik dalam bentuk memberikan harta ataupun pesan-pesan yang berharga. Bentuk lain dari wasiat adalah tawashi, yaitu saling memberikan wasiat dengan sesama. Tawashi adalah salah satu bentuk komunikasi yang menghubungkan orang-orang terdekat dan orang-orang khusus, sehingga terjalin suasana hati yang lebih dekat dan karab.
Saling memberikan wasiat adalah salah satu perbuatan yang mulia yang mampu mendongkrak kualitas hidup manusia. Tema tawashi secara garis besar adalah tentang kebenaran (tawashau bi al haqq) dan kesabaran (tawashau bi al shabr) dan disampaikan dengan kelembutan dan kasih sayang (wa tawashau bi al-marhamah)
10.  Nasihat
Nasihat menurut bahasa artinya murni, jernih, bersih, tanpa noda. Adapun nasihat artinya ajakan yang mengandung kebaikan dan larangan yang mencegah kerusakan. Nasihat mengandung makna yang dalam dan memiliki fungsi yang banyak. Tujuan di balik nasihat adalah agar orang yang mendapatkan nasihat dapat mengambil manfaat dan memetik buahnya. Di dalam nasihat ada suasana keakraban dan kecintaan, ada perasaan senasib, ada rasa empati.
Nasihat adalah salah satu bentuk komunikasi yang berdampak positif buat yang memberikan nasihat maupun yang di beri nasihat. Pemberi nasihat akan semakin dekat dengan Allah dengan kata-kata yang diucapkannya, sedangkan yang di beri nasihat akan mengubah sikap dan perilaku negatifnya sehingga menjadi bersih kembali setelah sempat ternoda.
11.  Irsyad
Irsyad berasal dari rasyada, artinya mencari petunjuk ke jalan yang lurus lawan dari kata sesat. Irsyad adalah proses membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan pribadinya dengan mengarahkan dirinya untuk mengatasi masalah dirinya sendiri. Irsyad di dunia modern sudah menjadi disiplin ilmu mandiri dan di sebut dengan ilmu konseling. Dalam dunia konseling, komunikasi tidak bisa di hindari, karena konseling tidak akan bisa menghindari kontak antara konselor dan kliennya. Dapat di katakan bahwa komunikasi merupakan landasan bagi berlangsungnya konseling.
Komunikasi konseling ini merupakan perhatian khusus pada interaksi interpersonal dan keterampilan komunikasi lainnya dalam rangka pelayanan bimbingan secara individual.
12.  Wa’adz Atau Mau’idzah
Pesan terbaik yang di sampaikan lewat  metode wa’adz atau mau’idzah adalah tentang amr (perintah) Allah dan nahy (larangan ) Allah, intinya bagaimana komunikator mampu meyakinkan kepada komunikan akan pentingnya perinyah Allah dan bahayanya menabrak aturan Nya, serta pentingnya larangan dan akibat melakukan larangan. Komunikator yang baik mampu membuat hati komunikan luluh dan tertanam di dalam benaknya tekad untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan larangan.
Wa’adz dan mau’idzah adalah jenis komunikasi yang bertujuan untuk melunakkan hati yang mendengarnya. Lunaknya hati terefleksi pada linangan air mata, goncangan dada saat mendengarkan pesan, dan munculnya tekad untuk berubah.
13.  Idkhal Al-Surur
Di antara perintah islam terhadap umatnya adalah perintah membahagiakan orang lain, baik dengan kata maupun perbuatan. Banyak cara membahagiakan sesama, di antaranya dnegan mengucapkan selamat atas kesuksesan yang di raih oleh teman, mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka atas musibah yang menimpa saudara kita, atau menebar senyuman dan wajah ceria saat bertemu, meringankan beban saudara saat kesusahan, dan lain-lain.





BAB 5
Fungsi-fungsi Komunikasi Islam


A.    Fungsi-Fungsi Komunikasi
1.      Fungsi informasi
Informasi adalah kehidupan, karena sejak lahir seluruh perangkat untuk menyerap informasi seperti mata, telinga dan hati sebagai perangkat utama kehidupan sudah terpasang dan siap di fungsikan. Selain alat penangkap informasi, Allah juga sudah menyiapkan perangkat untuk menyampaikan kembali informasi yang sudah di tangkap kepada orang lain. Alat itu adalah lidah, dua bibir, dan segala hal yang terkait.
Ketika komunikasi terjadi, maka tukar-menukar informasi tidak bisa di hindarkan. Informasi adalah kunci utama terjadinya perubahan sikap dan perilaku pada manusia. Prinsip dasar agama islam dalam menyebarkan informasi adalah menutup rapat informasi yang tidak baik yang terkait dengan orang lain, terutama yang terkait dengan masalah pribadi. Mengingat pentingnya informasi dalam kehidupan manusia, maka islam melarang keras ummatnya untuk berdusta, karena dusta akan menciptakan fasad al-tashawwur (rusaknya persepsi) seseorang terhadap orang lain atau terhadap sesuatu dan menyeret pelakunya untuk masuk neraka.
2.      Fungsi meyakinkan
Di antara fungsi penting komunikasi islam adalah fungsi meyakinkan. Fungsi meyakinkan artinya membuat ide, pendapat, gagasan yang kita miliki bisa di terima oleh orang lain dengan senang hati dan tidak terpaksa.fungsi meyakinkan dalam komunikasi islam bisa di capai di antaranya dengan hiwar (dialog) dan jidal (debat). Hiwar (dialog)di lakukan dengan suasana santai, saling mengemukakan pendapat dengan tenang, mungkin di dalamnya sudah terjadi tarik ulur, dan akhirnya berujung kepada suatu kesepakatan mendukung ide bersama atau salah satu ide yang lebih baik.
Jidal (debat) biasanyalebih seru, kadang-kadang sampai panas, dan masing-masing ngotot dengan pendapatnya. Orang yang menyampaikan ide cemerlang dengan alasan-alasan dan logika yang kuat biasanya akan menjadi pemenang dan idenya akan di jadikan rujukan.
3.      Fungsi mengingatkan
Lupa adalah sifat yang tidak bisa terpisahkan dari manusia. Kita memerlukan metode agar kita tidak lupa. Di antara masalah yang paling banyak di lupakan dan di lalaikan oleh manusia adalah masalah agama. Itulah sebabnya kenapa islam memerintahkan kepada penganutnya untuk mengulang- ngulang suatu ucapan atau perbuatan, terutama dalam masalah-masalah krusial. Tujuannya adalah agar ingatan kita tentang informasi-informasi krusial itu menjadi kukuh dan tidak mudah hilang meskipun informasi lain yang masuk juga banyak.
Dakwah agama adalah salah satu cara untuk menginformasikan kepada manusia agar selalu ingat tentang tujuan hidup dan bagaimana mengisi hidup sebenarnya. Dan metode komunikasi dalam dakwah yang paling cocok untuk merealisasikan fungsi mengingatkan adalah metode tadzkir dan indzar.
4.      Fungsi memotivasi
Manusia dalam hidupnya memerlukan charge karena semangat hidup manusia secara umum tidak stabil. Charge itu di sebut motivasi. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan motivasi hidup seseorang menjadi tidak stabil. Adapun bukhil (bakhil) adalah penyakit yang menyerang kekuatan syahwat. Adapun yang melemahkan kekuatan fisik adalah penyakit ajaz ( merasa tidak punya potensi ) dan kasal (malas, padahal mampu). Adapun pengaruj eksternal yang membuat manusia kehilangan potensi adalah lilitan utang dan berada di bawah tekanan orang lain. Utang membuat orang menjadi lemah, dan berada di bawah tekanan membua orang kehilangan harga diri.
Metode memotivasi diri sendiri adalah metode yang paling ideal. Penulis sekarang ini sedang mengembangkan metode ini dan penulis sebut dengan metode isi ulang otomatis. Metode ini praktis, murah, dan mudah, tetapi hasilnya dahsyat. Selain metode memotivasi diri sendiri, manusia juga bisa termotivasi jika mendapat suntikan motivasi dari orang lain. Komunikasi adalah salah satu cara untuk menyuntikkan motivasi terhadap orang lain. Metode yang paling cocok untuk menyuntikkan motivasi dalam komunikasi islam adalah metode tablig dan tabsyir.
5.      Fungsi sosialisasi
Manusia dalam masa hidupnya tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan. Bersosialisasi dengan orang di sekitar kita adalah kebutuhan kita semua untuk bisa di terima dan di hargai. Tidak mungkin sosialisasi di lakukan tanpa komunikasi. Dalam Al-qur’an, fungsi sosialisasi di sebut dengan ta’aruf. Ta’aruf adalah salah satu metode komunikasi yang sangat efektif. Dengan ta’aruf, hubungan antarmanusia menjadi terrsambung. Ta’aruf yang baik akan melahirkan keinginan untuk saling membantu bahkan sampai tingkat saling mengayomi.
6.      Fungsi bimbingan
Di antara fungsi komunikasi adalah untuk membimbing manusia. Tidak semua kita mampu membaca kemampuan kita sendiri, dan tidak semua kita mampu menyelesaikan masalah kita sendiri, padahal kita tidak pernah sepi dalam masalah. Di sinilah manusia memerlukan orang lain untuk membimbingnya mancari solusi atau mengarahkannya ke tempat yang tepat. Dalam istilah komunikasi islam, fungsi bimbingan ini di sebut dengan irsyad.
Manusia di lahirkan dalam keadaan fitrah, tetapi berpotensi menjadi rusak karena dalam diri manusia terdapat sifat fujur. Bimbingan ini berfungsi sebagai pencegahan jika di lakukan sejak dini sebelum seorang anak terkontaminasi dengan lingkungannya. Selanjutnya, klien di ajak untuk membaca potensi yang di milikinya dan membimbingnya untuk mengembangkan potensi tersebut agar dia kembali hidup secara normal dan bahkan lebih berprestasi.
7.      Fungsi kepuasan spiritual
Manusia terbentuk dari dua unsur yang keduanya memiliki kebutuhan yang harus di penuhi. Adapun kebutuhan roh adalah berkomunikasi dengan Allah, sang pencipta. Ketika roh bersambung dengan sang penciptanya, hati menjadi tenang. Di antara metode memuaskan spiritual adalah dengan memberikan mau’idzah dan nasihat kepada mereka.
8.      Fungsi hiburan
Ketika mendapatkan kebahagiaan, islam mengajarkan kepada penganutnya agar mengucapkan syukur atas nikmat ynag telah didapat. Dan kepada saudaranya yang mengetahui temannya mendapatkan nikmat di anjurkan untuk menambah rasa bahagia saudaranya dengan mengucapkan selamat kepadanya. Selain rasa bahagia, kadang-kadang kita juga di selimuti oleh rasa takut. Takut kehilangan orang yang di cintai, takut dengan ketidakjelasan masa depan, takut kehilangan pekerjaan, takut tidak di hargai takut kehilangan harta dan seterusnya.
Dalam kondisi seperti itu, hati kita sangat perlu kepada hiburan. Hati yang terhibur akan membuat rasa takut menjadi hilang, lelah akan hilang, derita terobati, dan kondisi kita menjadi fresh kembali. Kita bisa membuat orang menjadi tenteram, meskipun tidak jarang kata itu melukai. Memasukkan kebahagiaan hati ke dalam hati orang lain di dalam hadis di sebut dengan idkhal al-surur.




BAB 6
Bentuk-Bentuk Komunikasi Islam


1.      Komunikasi Ilahiah
Di antara bentuk komunikasi dalam islam adalah komunikasi antara manusia dengan tuhannya. Bentuk komunikasi ini bersifat alami dan wujud dari adanya roh kehidupan yang di tiupkan Allah kepada makhluknya. Komunikasi antar manusia dan penciptanya sudah terjadi sejak Allah meniupkan ruhnya kepada manusia. Sejak itulah kehidupan bermula, dan sejak itu juga komunikasi sudah terjalin. Pada saat komunikasi awal itu Allah mengenalkan dirinya kepada manusia dan meminta mereka untuk bersaksi bahwa dia (Allah) adalah tuhan mereka. Fitrah ini mampu bersaksi bahwa Allah adalah rabb mereka, pencipta mereka, dan raja mereka.

2.      Pola Komunikasi Manusia Dan Penciptanya
A. Pola Komunikasi Dengan Manusia Pilihan
1)      Komunikasi langsung
Komunikasi Allah dengan manusia secara langsung pernah terjadi pada Nabi Adam a.s. Adapun dengan nabi yang lain, Allah berkomunikasi dengan mereka lewat wahyu, baik di sampaikan ke dalam hati mereka tanpa perantara malaikat atau dengan perantara malaikat. Itulah sebabnya musa di beri gelar kalimullah (orang yang bisa berkomunikasi langsung dengan Allah). Bentuk komunikasi seperti di atas tidak terjadi lagi pada manusia biasa, meskipun pintu komunikasi dengan Allah tetap di buka dengan cara dan media yang lain.
2)      Komunikasi dengan wahyu
Komunikasi melalui wahyu merupakan jenis komunikasi yang paling lazim terjadi pada semua nabi. Di antara bentuk komunikasi jenis ini terjadi pada Nabi Ibrahim ketika dia meminta kepada Allah agar membuktikannya dalam menghidupkan kembali makhluk yang telah meninggal dunia. Pola komunikasi dengan perantara wahyu berhenti dengan di utusnya Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir yang di utus di muka bumi. Selanjutnya komunikasi antara manusia dengan penciptanya di bangun lewat media sholat, dzikir, membaca Al-qur’an, berdoa, istigfar, dan tobat kepada Allah SWT.
3)      Pola komunikasi dengan manusia biasa
Setelah manusia lahir di dunia, Allah sudah menyiapkan berbagai media yang memungkinkan mereka untuk tetap bersambung dengan Allah SWT. Di antara media terpenting yang Allah persiapkan buat manusia untuk berkomunikasi dengan nya adalah sholat, dzikir, membaca Al-qur’an, berdoa, istigfar, dan tobat kepada Allah SWT.
Berikut ini adalah beberapa penjelasannya:
a.       Sholat
Secara lahiriah sholat berkaitan dengan pekerjaan badan seperti rukuk, duduk, sujud serta semua perkataan dan perbuatan. Sholat adalah ajaran islam yang mengajarkan kepada penganutnya untuk berkomunikasi secara intensif dengan Allah. Allah memerintahkan kepada makhluknya untuk berkomunikasi dengannya lewat media shalat minimal lima kali sehari pada waktu yang sudah di tentukan yaitu dhuhur, ashar, magrib, isya, dan subuh. Dengan waktu-waktu yang sudah di tentukan itu kita wajib berkomunikasi dengan pencipta setiap beberapa jam sekali.  
Agar komunikasi berlangsung dengan baik, orang sedang melaksanakan shalat di perintahkan untuk khusyuk. Khusyuk dalam sholat, yaitu menghadirkan kebesaran Allah yang sedang kita ajak berkomunikasi, dan merasa takut di tolak, sehingga dia fokuskan hatinya untuk bermunajat dan tidak menyibukkan diri dengan orang lain.
b.      Zikir
Zikir secara bahasa artinya adalah mengingat sesuatu dengan cara di ucapkan dengan lisan atau di hadirkan di dalam hati. Secara istilah, zikir artinya adalah segala sesuatu yang di ucapkan oleh lisan dan yang dipersepsi oleh hati dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, baik mempelajari ilmu dan mengajarkannya, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.
Zikir adalah salah satu bentuk komunikasi manusia kepada Allah, dengan cara menghadirkannya dalam hati, menyebutnya dengan lisan, mempelajari dan mengajarkan ajarannya, mengajak orang lain untuk melakukan apa yang di perintahkannya, dan mencegah orang dari hal-hal yang di larangnya.
c.       Istigfar dan tobat
Dalam bahasa agama, kesalahan di sebut dengan dosa. Istigfar menurut bahasa artinya memohon ampunan dan meminta agar perkataan atau perbuatan buruk yang pernah di kerjakan bisa di perbaiki. Menurut definisi ini, istigfar merupakan upaya dari seseorang untuk mengoreksi dan mengakui kesalahan dirinya sebagai langkah awal untuk melakukan perbaikan. Membaca kesalahan diri bisa di lakukan dengan belajar tentang nilai-nilai boleh dan tidak boleh serta nilai-nilai halal dan haram, baik dengan belajar sendiri atau belajar atau belajar dengan orang lain.
Selain dengan internalisasi nilai, membangun kesadaran juga bisa di lakukan dengan memanfaatkan bantuan pihak lain. Setelah istigfar berhasil di lakukan, langkah selanjutnya yang harus di ambil adalah bertobat. Tobat menurut bahasa berasal dari kata taba’, yatubu, taubatan yang artinya kembali. Yang di maksud dengan kembali dalam makna bahasa itu adalah kembali ke jalan yang benar setelah melakukan kesalahan. Jadi, tobat adalah aksi nyata dari orang yang telah menyadari kesalahannya untuk melepas segala kesalahan dan kembali ke jalan yang benar.
d.      Tilawah Al-qur’an
Al-qur’an merupakan kitab yang di turunkan oleh Allah sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi dengan hambanya. Di dalamnya terkandung banyak sekali bentuk komunikasi. Di antara bentuk komunikasi itu adalah : komunikasi antar Allah dan malaikat, komunikasi Allah dengan rosul, komunikasi Allah dengan iblis, komunikasi Allah dengan manusia lewat perantara rosul, komunikasi Allah dengan manusia, komunikasi manusia dengan makhluk lainnya, komunikasi sesama manusia.  

B.     Komunikasi Intrapersona
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Dalam komunikasi bentuk ini, orang yang berperan sebagai komunikator sekaligus berperan sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya kepada dirinya sendiri, dia berdialogdengan dirinya sendiri, dia bertanya kepada dirinyadan di jawab oleh dirinya sendiri. Berdasarkan definisi di atas, maka komunikasi intrapersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang saat menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali.
Adapun upaya untuk mengingat kembali pesan yang pernah di terima baik pesan yang di kirim oleh alam atau kauni, baik berupa pengalaman melihat, mendengar, atau mengalami suatu kejadian atau yang di dapat dari kitab qauli berupa suatu pelajaran yang pernah di pelajari dari sumber-sumber tertulis di sebut dengan proses tadzakkur.

C.     Komunikasi Antarmanusia
Selain berbicara dengan penciptanya dan berbicara dengan dirinya sendiri, manusia juga melakukan komunikasi dengan sesama manusia. Komunikasi dengan sesama manusia minimal memiliki tiga bentuk: pertama, komunikasi antarpersona atau antarpribadi; kedua, komunikasi kelompok; dan ketiga, komunikasi massa. Dalam islam, istilah komunikasi dengan sesama manusia di sebut dengan hablun minannas, ta’aruf, dan muamalah.
1.      Komunikasi Antarpersona (Komunikasi Antarpribadi)
Komunikasi antarpribadi di definisikan dengan tiga pendekatan: berdasarakan komponen berdasarkan hubungan dan berdasarkan pengembangan. Komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen artinya penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Dalam komunikasi dakwah, komunikasi antarpribadi di kenal dengan istilah dakwah fardiyah, meskipun dakwah fardiyah memiliki maksud khusus di dalam melakukan komunikasi yaitu ingin mengajak orang ke jalan kebaikan.
2.      Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sosial. Berkelompok adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Selain faktor di atas, masih banyak bentuk perkumpulan lain yang di bangun oleh kita. Sebuah perkumpulan baru di sebut kelompok jika memenuhi dua syarat : pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok, kedua nasib anggota-anggota kelompok saling tergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
Hidup berkelompok dalam islam di sebut dengan hidup berjamaah. Meskipun hidup berkelompok terkadang tidak selalu mulus, kadang-kadang terjadi perbedaan pendapat, tapi rasulullah tetap memuji orang yang debar hidup bersama jamaah dibandingkan orang yang hidup mengurung diri.
3.      Komunikasi Massa
Komunikasi massa sebagaimana di katakan Bittner bahwa pesan yang di komunikasikan  media massa pada sejumlah besar orang. Empat tanda pokok komunikasi massa: 1) bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis, 2) bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi; 3) bersifat terbuka, artinya di tujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim; 4) mempunyai publik yang secara geografis tersebar. Berdasarkan definisi di atas juga dapat di pahami bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media yang bisa menjangkau massa dalam skala luas. Media yang bisa di gunakan untuk komunikasi bentuk ini adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan internet.




BAB 7
Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Komunikasi Islam


A.    Pendahuluan
Komunikasi islam tunduk dengan sumber utama ajaran islam, yaitu Al-qur’an dan As-sunah. Dari dua sumber inilah prinsip-prinsip dasar ilmu komunikasi islam di ambil. Prinsip-prinsip ini berlaku umum untuk segala bentuk komunikasi dengan sesama manusia.    

B. Prinsip-Prinsip Komunikasi Islam
1.      Prinsip Ikhlas
Suatu pesan tidak akan berdampak positif kepada komunikan jika di terima dengan hati yang tidak ikhlas. Ikhlas adalah kerja hati. Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata khalasha yang artinya suci, bersih dari noda. Adapun ikhlas menurut istilah artinya adalalh kerja yang di lakukan oleh hati untuk mensucikan dirinya dari berbagai motif yang tidak benar. Tidak ikhlas menyampaikan atau menerima pesan artinya tidak sucinya keinginan untuk menyampaikan atau menerima pesan.
Prinsip ikhlas ini adalah prinsip paling mendasar dalam komunikasi islam. Kehilangan prinsip ini dari komunikator maupun komunikan akan membuat tujuan utama komunikasi yaitu ibadah akan menjadi hilang dan kekuatan pesan yang di sampaikan memudar. Kehilangan prinsip ini satu pihak akan membuat proses komunikasi terhambat apalagi bertemu antara ketidak ikhlasan komunikator dengan komunikan. Selain faktor menerima pesan, kekuatan pesan juga di pengaruhi oleh keikhlasan pengirim pesan. Pesan yang baik yang di sampaikan oleh orang yang tidak ikhlas tidak memiliki pengaruh pada penerimanya.
Menakar Keikhlasan
    Ikhlas tempatnya adalah hati. Karena tempatnya di hati maka kita tidak akan mungkin mengukur tingkat keikhlasan yang tempatnya di hati. Namun ikhlas itu ada jejaknya apa yang terungkap dalam hati akan terungkap lewat anggota tubuh. Ketika telinga mendengar berita duka, hati ikut bersedih, dan ketika hati bersedih mata pun bereaksi dengan mengeluarkan air mata. Keinginan yang kuat untuk mendengar pesan merupakan modal besar untuk menyerap pesan dengan baik. Adapun orang yang tidak mau mendengar pesan yang baik diibaratkan Allah seperti orang mati, bagi mereka pesan tidak ada manfaatnya sama sekali.

2.      Prinsip Pahala dan Dosa
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap pesan atau pernyataan yang keluar itu mengandung konsekuensi pahala atau dosa. Lisan memiliki peran kunci dalam berkomunikasi, apakah membawa kita kepada kesuksesan atau kehancuran. Agar lisan kita tidak menjadi alat pengumpul dosa tetapi selalu memproduksi pahala, maka islam membimbing manusia terutama umatnya untuk melakukan langkah-langkah berikut:
a.       Islam melarang berkata kotor dan kasar
Kata kotor yang di ucapkan lisan adalah cerminan dari jiwa yang kotor. Adapun jiwa yang bersih berdampak pada ucapan dan tingkah laku sehari-harinya. Untuk mendidik umat islam agar selalu berkata yang baik, Allah menjadikan kemampuan menjaga dirinya untuk tidak berkata kotor sebagai indikator keberhasilan dalam menunaikan ibadah hajji.
Perkataan yang kotor membuat suasana rusak dan dapat menghilangkan budaya rasa malu. Padahal kalau malu sudah hilang dari pribadi seseorang, dia ibarat orang yang kehilangan rem untuk mengendalikan dirinya. Pesan kotor dalam tataran aplikasi sangat banyak di temukan, bisa dalam bentuk obrolan jorok, tampilan porno, cerita kotor, lagu yang menggambarkan nafsu, tulisan jorok, dan sebagainya. Berdasarkan prinsip ini, maka berlaku kaidah bahwa semakin banyak pesan kotor yang terakses, maka semakin besar juga dosa yang ditanggung oleh orang yang menyebarkan dan menerima pesan kotor seperti itu.
b.      Memberikan motivasi agar selalu berkata yang baik.
Rasullullah memberikan motivasi kepada orangyang berkata baik dengan berbagai cara, di antaranya:
a.       Menyampaikan kabar gembira kepada orang yang selalu berkata baik dan mewanti-wanti orang orang sembarangan mengeluarkan pernyataan.
b.      Berkata baik menyebabkan masuk surga dan mendapatkan tempat yang baik di sana. Banyak pintu yang membuat kita bisa masuk surga, dan banyak pintu yang mungkin menjebloskan kita ke neraka. Di antara pintu utama yang memasuki surga adalah dengan berkata yang baik.
c.       Berkata baik dikategorikan memberi sedekah atau pengganti pemberi sedekah bahkan lebih baik dari sedekah.
d.      Islam identik dengan ucapan baik. Kata islam sendiri identik dengan damai, dan di antara wujud dari makna ini dalam tataran aplikasi adalah menghadirkan kenyamanan buat orang lain dengan perkataan baik.

3.      Prinsip Kejujuran
Lisan bisa membunuh karakter seseorang, bias merusak hubungan suami istri kaum kerabat, bahkan bisa menyebabkan pertumpahan darah. Gara-gara fitnah yang dilancarkan oleh orang munafik di madinah, Aisyah istri Rasulullah tercemar nama baiknya dan kehabisa air mata untuk mengungkapkan rasa sedihnya. Itulah yang terjadi pada Aisyah pada peristiwa.
Gara-gara lisan, suatu komunitas bisa hancur berantakan. Karena itu, kejujuran dalam menyampaikan pesan adalah prinsip mendasar dalam komunikasi islam. Di antara bentuk kejujuran dalam komunikasi adalah:
a.       Tidak memutarbalikkan fakta
b.      Tidak berdusta  

4.      Prinsip Kebersihan
Prinsip keempat ini tidak kalah pentingnya dengan prinsip-prinsip sebelumnya. Islam sangat menekankan prisip kebersihan dalam segala hal, termasuk dalam menyampaikan pesan. Pesan yang baik akan mendatangkan kenyataan psikologis bagi yang menerimanya, sedangkan pesan-pesan sarkastis, jorok, berdarah-darah, pertengkaran, perselingkuhan, adu domba, gosip, umpatan, dan sejenisnya akan berdampak pada keruhnya hati.
Seseorang yang mengungkapkan kata-kata yang baik akan membuat hatinya tenang. Itulah rahasia dari perintah Allahyang menganjurkan kita banyak mengucapkan zikir. Ketenangan tersebut tidak hanya buat diri komunikator, tetapi juga berdampak baik kepada komunikan. Rasulullah mengajarkan tentang pentingnya membangun optimisme orang yang sedang terbaring sakit dengan kata-kata yang memberikan semangat hidup.
Menyampaikan kata-kata yang memberikan harapan kepada seseorang adalah lebih baik daripada kata-kata yang membuat orang pesimis. Di antara tujuan komunikasi adalah memberikan kenyamanan psikologis kepada orang yang mendengarkan.

5.      Berkata Positif  
Pesan positif sangat berpengaruh bagi kebahagiaan seseorang dalam kondisi apapun dia berada. Seorang komunikator yang sering mengirim pesan positif kepada komunikasi akan menyimpan modal yang banyak untuk berbuat positif. Untuk menghindari agar perkataan yang tidak baik tidak di ucapkan.
Motivasi adalah pesan positif
Pesan yang di ungkapkan dengan bahasa yang penuh optimistis membangkitkan semangat untuk melakukan perubahan. Menyampaikan pesan dengan nada optimis adalah langkah awal menuju kemenangan. Optimisme yang di bangun oleh seseorang menyebabkannya bergairah untuk menggapainya. Optimisme juga adalah langkah awal melangkah menuju surga. Rasulullah mengatakan bahwa kalau seseorang berdoa meminta surga, jangan meminta surga yang sekedarnya, tapi mintalah surga yang mewah, yaitu, firdaus. Dengan meminta firdaus kita termotivasi untuk lebih bekerja keras agar usaha yang kita lakukan dianggap pantas untuk mewujudkan apa yang kita minta dan cita-citakan.

6.      Prinsip Paket (Hati, Lisan, dan Perbuatan)
Manusia adalah makhluk yang di ciptakan Allah dalam satu paket lengkap. Ada unsur jiwa dan ada unsur raga. Gerak raga dalam konsep islam dipengaruhi secara kuat oleh hati atau jiwa. Artinya, lisan akan berbicara yang baik manakala hatinya baik dan lancar tanpa terkendali dari jiwanya, yang di ucapkannyaakan terasa hambar. Orang yang sedang sedih biasanya tidak tahan memendam kesedihannya. Biasanya kesedihan itu dia ungkapkan kepada orang yang dia anggap bisa berbagi. Dalam waktu yang bersamaan, kesedihan di hati itu diikuti oleh muka yang muram dan air mata yang meleleh.
Konsistensi antara hati, kata perbuatan adalah ciri manusia sukses. Allah tidak menyukai inkonsistensi, tidak hanya Allah manusia secara umum juga memandang bahwa inkonsistensi adalah cacat membuat niali seseorang menjadi berkurang. Orang yang memiliki sifat ini biasanya sangat memperhatikan tampilan fisik tetapi banyak kesalahan yang dia lakukan, dia selalu cemas, jiwanya labilselalu merasa tertuduh, dan gampang tersinggung.

7.      Prinsip Dua Telinga Satu Mulut
Menceritakan kembali semua yang di dengar adalah tanda kecerobohan. Tidak semua informasi yang sampai kepada seseorang dipahami secara benar, atau dipahami secara benar tetapi beritanya tidak benar, atau beritanya benar tapi tidak layak di konsumsi oleh publik. Isyarat agar kita berhati-hati dalam berbicara dan banyak mendengar adalah pada struktur fisik kita yang diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut. Setelah informasi ditangkap oleh telinga, informasi tersebut disaring oleh perangkat akal dan belum dikeluarkan oleh lisan melalui mulut, lisan kita di kawal oleh gigi-gigi kita yang jumlahnya 32 itu.
Orang yang cerdas adalah orang yang mampu memilah milah informasi dan hanya mengambil yang terbaik dari informasi yang di terima.

8.      Prinsip Pengawasan
Prinsip pengawasan muncul dari kepercayaan mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, Dan Maha Mengetahui. Selain itu, mereka juga meyakini bahwa setiap kata yang di ucapkan akan di catat oleh malaikat pencatat. Prinsip pengawasan ini akan membuat orang selalu merasa di perhatikan dan di pantau. Orang yang selalu merasa dipantau biasanya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan statemen.

9.      Prinsip Selektivitas dan Vasiditas
Berbicara dengan kata dan informasi akurat adalah salah satu ciri pribadi berkualitas. Selain menambah kredibilitasi informasi yang akurat menghindarkan kita jatuh kepada kesalahan yang berujung kepada penyesalan. Semakin strategis tema yang dibicarakan, seperti tema tentang Rasulullah, hukum, dan fatwa, serta pandangan yang akan menjadi acuan masyarakat, maka data yang disampaikan harus lebih selektif dan lebih valid. Prinsip selektivitas dan validitas dalam komunikasi islam bukan hanya bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi komunikasi di dunia ini, tetapi tujuan utama mereka adalah agar bisa mempertanggung jawabkan apa yang mereka kemukakan pada saat diminta pertanggungjawabkannya di akhirat.

10.  Prinsip Saling Memengaruhi
Komunikasi antarmanusia merupakan aktivitas menyampaikan dan menerima pesan dari dan kepada orang lain. saat berlangsung komunikasi, proses pengaruh memengaruhi terjadi. Di samping itu, komunikasi bertujuan untuk saling mengenal, berhubungan, bermain, saling membantu, berbagi informasi mengembangkan gagasan, memecahkan masalah, meningkatkan produktivitas, membangkitkan semangat kerja, meyakinkan, menghibur, mengukuhkan status, membius, dan menciptakan rasa persatuan.
Karena muara semua tujuan komunikasi adalah saling memengaruhi, maka membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang sehat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari islam. Di antara bentuk pengaruh strategis komunikan adalah:
a.       Dapat Mengubah Pendapat Orang Lain
Mengubah pendapat orang lain bukanlah pekerjaan mudah, tetapi dengan terjadinya proses tukar menukar pendapat, hal tersebut dapat di lakukan. Di antara kekuatan bahasa atau pesan itu adalah kemampuannya membius lawan bicara. Menurut Ibnu Hajar, “bayan” itu terbagi menjadi dua, pertama, penjelasan maksud yang sebenarnya; kedua, memperindah retorika sehingga hati para pendengar terpesona mendengarkannya.
Jika pesan yang di sampaikan membuat orang tertarik menerima pesan yang keliru, maka dia menjadi tercela. Tetapi, jika dia mampu menarik perhatian orang dengan tujuan menunjukkan jalan hidayah dan orang mendapatkan hidayah lewat perantaranya, maka perbuatan tersebut sangat terpuji. Agar pesan yang di kirim memiliki pengaruh kuat, sebaiknya di ungkapkan dengan fasih, teratur, memiliki jedal, dan di ulang-ulang. Dan, andaikan seseorang menghendaki pesan itu menembus relung hati, maka saat menyampaikan nya dia di rekomendasikan untuk memiliki kelapangan hati.
b.      Menjadi Faktor Yang Menentukan Baik Buruknya Manusia
Saat berinteraksi manusia hanya di hadapkan pada dua pilihan, memengaruhi atau di pengaruhi. Untuk menghindari pengaruh negatif, sebaiknya kita tidak bermesraan dengan orang-orang yang dapat merusak perilaku kita. Rasulullah mengingatkan kita tentang hubungan erat antara kebaikan atau kejahatan dengan hubungan komunikasi yang kita bangun. Kata “khalil” mengandung makna persahabatan dan kasih sayang yang menembus ruang-ruang hati. Model persahabatan seperti ini tentunya bersumber dari komunikasi yang telah terbangun lama di antara dua sahabat tersebut, sehingga yang muncul adalah hubungan “seia berkata”. Tarde menyebut fenomena seseorang di pengaruhi oleh perilaku orang lain yang berinteraksi sehari-hari dengan teori imitasi.

11.  Prinsip Keseimbangan Berita (Keadilan)
Informasi yang seimbang akan membuat keputusan menjadi akurat. Prinsip perimbangan dalam menyerap informasi sebelum memberikan sikap adalah keharusan. Dengan prinsip ini, informasi yang kita terima akan lebih akurat, karena pihak yang sedang berselisih kadang-kadang memberikan informasi secara emosional dan kadang-kadanag berlebihan. Dalam menulis berita dikenal juga suatu istilah cover both side yang artinya perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi objek berita atau di sebut juga dengan pemberitaan yang berimbang. Kita harus menampilkan semua fakta dan sudut pandang yang relevan dari masalah yang diberitakan. Kita harus bersifat netral serta tidak memihak.

12.  Prinsip Privasi
Setiap orang memiliki ruang privasi yang tidak boleh di ungkap di pentas publik, begitu juga dengan organisasi, lembaga, dan seterusnya. Membocorkan rahasia sama dengan menelanjangi orang, organisasi, dan lembaga dan membuat mereka malu. Allah melarang orang beriman untuk mencari-cari informasi tentang masalah yang masuk dalam ruang privasi. Di antara indikator sebuah informasi tidak untuk dikonsumsi publik adalah bahasa tubuh dari orang yang menyampaikan pesan. Jika dia tidak mau menyampaikannya di depan forum, kemudian ketika menyampaikan dia terlihat menoleh ke kanan dan ke kiri.

Di antara masalah yang juga tidak boleh di buka di depan umum adalah masalah keretakan rumah tangga. Islam mengarahkan kaum muslimin agar menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan melibatkan pihak yang sangat terbatas. Melanggar masalah privasi seperti ini di dalam islam masuk dalam status pelanggaran hak-hak asasi manusia, yaitu melakukan pencemaran nama baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar